GridHEALTH.id - Bakteri memang dapat bersembunyi di mana saja, baik di lingkungan tempat tinggal maupun menempel di tubuh bayi.
Beberapa di antara bakteri tersebut bahkan dapat menyebabkan infeksi saluran kencing (ISK) pada bayi.
Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih pada Bayi, Berikut Tanda-tanda dan Cirinya
Infeksi saluran kencing pada bayi terjadi ketika bakteri dari kulit atau kotoran mereka masuk ke saluran kemih dan berkembang biak.
Bahkan dilansir dari WebMD, bakteri dari tinja bayi tersebut bisa jadi masuk melalui kelamin bayi, lalu naik dan berkembang di kandung kemih.
Baca Juga: Masyarakat Dapat Vaksin Booster Tahun Depan, Menkes Budi; Diharapkan Bisa Dibeli Sendiri di Apotek
Infeksi saluran kencing pada bayi terkadang disebut juga dengan silent disease.
Hal ini dikarenakan, beberapa bayi yang mengalami ISK mungkin juga akan mengalami demam tidak jelas.
Namun beberapa bayi mungkin akan mengalami gejala infeksi saluran kencing akan lebih mudah menangis saat buang air kecil, urine berbau busuk atau keruh, lekas marah yang tidak dapat dijelaskan atau rewel, muntah dan diare.
Untuk itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan untuk mengganti popok bayi sesering mungkin.
Baca Juga: Kopi Dapat Menurunkan Risiko Terpapar Covid-19? Penurunan Riskonya Sekitar 10 Persen, Tapi .....
Gantilah popok bayi sekitar 2-3 jam sekali, terutama pada bayi baru lahir yang lebih sering buang air kecil.
Untuk menentukan perlu tidaknya penggantian popok, orangtua dapat menggunakan sistem alarm, yaitu dengan melihat perubahan warna pada popok bila terkena urine.
Selain itu, ada beberapa cara mengatasi infeksi saluran kemih pada bayi.
1. Perbanyak minum
Berdasarkan laman The Hospital for Sick Children, pastikan bayi minum cairan yang banyak seperti ASI atau susu.
Cairan mampu membantu mencegah sembelit, yang akan membuat infeksi saluran kencing lebih mungkin terjadi.
Minum lebih banyak akan membuat anak lebih sering buang air kecil, mengeluarkan saluran kemih.
Diharapkan, bayi dapat buang air kecil setiap tiga jam atau lebih di siang hari.
Baca Juga: Jangan Dibiarkan, Diabetes Gestasional Bisa Sebabkan Komplikasi pada Bayi
2. Mandi air hangat
Air hangat akan menghilangkan rasa sakit dan juga membersihkan bagian organ vital bayi.
Bahkan, air hangat juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri lebih lanjut.
Selain mandi dengan air hangat, kompres dengan menggunakan handuk dan letakkan di perut bagian bawah.
Pastikan, sebelum mengompres cek kembali suhu handuk agar tidak terlalu kepasanan.
Suhu hangat dari handuk tersebut dapat membebaskan bayi dari rasa sakit saat hendak berkemih.
3. Gunakan celana dalam atau popok kain
Popok sekali pakai (diapers) memang dianggap dapat meninggalkan bakteri lebih lama pada area genital bayi.
Untuk itu, cobalah pakaikan celana dalam dengan bahan yang nyaman seperti katun, atau popok kain untuk sementara waktu.
4. Gunakan popok sekali pakai yang berpori
Namun jika tidak, IDAI menyarankan untuk menggunakan popok sekali pakai dengan lapisan dalam umumnya berpori.
Baca Juga: 4 Makanan Peningkat Sistem Imun Terbaik Bagi Usia 50 Tahun Ke Atas
Hal ini untuk mengurangi gesekan kulit dan ditambah dengan formula khusus, seperti zinc oxide, aloe vera dan petroleum untuk menjaga agar kulit tetap kering.
Bahan absorben lapisan inti yang paling sering digunakan adalah selulosa dan absorbent gelling material (AGM) atau superabsorbent, yang terbuat dari sodium poliakrilat.
AGM memiliki keunggulan dapat memisahkan cairan urine dari feses dengan cepat, menahan cairan di tempat yang tersedia, dan menjaga kestabilan pH.
Lapisan luar popok sekali pakai umumnya bersifat kedap air, tetapi dapat juga terbuat dari bahan yang berpori.
5. Usap dengan benar
Saat membersihkan area genital bayi, usahakan mengusapnya dari depan ke belakang.
Terutama pada bayi perempuan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir masuknya bakteri ke saluran kemih.
Baca Juga: Vaksin Booster, Ada yang Berbayar dan Gratis, PAPDI; Proteksi terhadap Infeksi COVID-19 Meningkat
6. Hindari penggunaan sabun berlebih
Penggunaan sabun berlebihan akan menghasilkan busa yang cukup banyak. Busa inilah yang dapat mengiritasi alat kelamin bayi.
Tidak hanya sabun mandi, usahakan bilas pakaian bayi hingga detergen benar-benar hilang.
Selain itu, kurangi penggunaan pewangi pakain bayi terutama pada celana dalam atau popok kain.
7. Sediakan makanan berserat
Pada bayi usia 6 bulan lebih, cobalah untuk memberikan makanan kaya serat, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian.
Sebelum memberikannya, pastikan jumlah dan tekstur sesuai usia bayi. Cobalah tawarkan pemberikan jus cranberry pada anak di atas usia 1 tahun.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Cochrane Database of Systematic Reviews menyatakan bahwa buah cranberry dapat meredakan gejala infeksi saluran kencing.
Namun ingat, anak berusia 1-3 tahun tidak boleh minum lebih dari 4 ons jus jenis apa pun setiap hari.
Itulah beberapa cara untuk mengatasi infeksi saluran kencing pada bayi. (*)
Baca Juga: Gejala Gondongan dan Komplikasinya, Lebih Sering Terjadi pada Dewasa Dibanding Anak
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | WebMD,IDAI,aboutkidshealth.ca,NCBI |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar