Pengobatan ini dikembangkan untuk pengobatan penyakit Castleman multisentrik idiopatik pada 1990-an.
Untuk diketahui, melansir Frontiers in Immunology (30/11/2020) pada artikel ilmiah dengan judul 'Controlling Cytokine Storm Is Vital in COVID-19', disebutkan badai sitokin sebelumnya dilaporkan pada rheumatoid arthritis dan penyakit graft-versus-host (GVHD).
Sel-sel kekebalan yang diaktifkan secara abnormal ini dapat melepaskan sejumlah besar sitokin, di antaranya sitokin pro-inflamasi dapat meningkatkan lebih banyak sel kekebalan dalam lingkaran umpan balik positif.
Dalam pembentukan badai sitokin menyebabkan “serangan bunuh diri” yang tidak hanya berkontribusi pada eliminasi mikroorganisme patogen, tetapi juga menyebabkan toksisitas jaringan yang mempengaruhi berbagai organ.
Baca Juga: Bayi Sakit Tidak Boleh Pakai Masker, Inilah 4 Cara Mengobati Infeksi Pernapasan pada Bayi
Gejala Pasien yang Mengalami Cytokine Storm alias badai sitokin; gejalanya demam yang dapat menjadi derajat tinggi pada kasus yang parah.
Bisa juga pasien mengalami kelelahan, anoreksia, sakit kepala, ruam, diare, artralgia, mialgia, dan ditemukan juga pasien yang mengalami neuropsikiatri.
Gejala-gejala ini mungkin disebabkan langsung oleh kerusakan jaringan yang diinduksi oleh sitokin, atau perubahan fisiologis fase akut, atau mungkin akibat dari respon yang dimediasi oleh sel imun.
Cytokine Release Syndrome (CRS)
Adapun sindrom pelepasan sitokin alias Cytokine Release Syndrome (CRS), sejenis sindrom peradangan sistemik yang disebabkan oleh badai sitokin.
Source | : | Frontiers in Immunology |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar