GridHEALTH.id - Tidak jarang balita memiliki rasa suka/tidak suka yang kuat terhadap jenis makanan tertentu.
Saat mereka perlahan-lahan mendapatkan kemandirian, mereka menjadi tidak suka makanan dan pada saat yang sama tidak bisa menahan diri untuk makan makanan ringan favorit mereka.
Kadang-kadang mereka cenderung melewatkan makan tergantung pada suasana hati atau selera mereka.
Jadi, kebanyakan balita digambarkan oleh orangtuanya sebagai picky eater. Padahal tingkat perkembangan balita dan rasa lapar melambat setelah pertumbuhan bayi yang cepat, ketika berat badan anak-anak sering kali tiga kali lipat naiknya.
Menjelaskan tentang fase picky eating pada balita, Dr. Meenaz Ahmed, Konsultan Ahli Gizi dan Ahli Diet, Rumah Sakit Ibu, Banashankari, Bangalore, mengatakan, salah satu alasannya adalah nafsu makan anak-anak berubah saat tingkat pertumbuhan mereka menurun.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Terjadinya Kekambuhan Penyakit Autoimun Radang Usus
Baca Juga: Mengenal Brittle Diabetes, Kondisi Labil Gula Darah Pada Penyandang Diabetes
Beberapa anak mungkin menyukai makanan tertentu, tetapi dalam beberapa kasus, anak-anak lebih suka tetap minum daripada menelan sesuatu di dalam dan mengisi perut mereka.
Tidak apa-apa jika anak makan banyak di waktu yang tepat. Satu kali makan dan sangat sedikit di waktu lain. Cobalah untuk tidak terganggu oleh perilaku anak yang umum ini.
Cukup berikan pilihan makanan sehat dan percaya bahwa nafsu makan dan kebiasaan makan anak akan meningkat seiring waktu," saran dokter Ahmad.
Berikut adalah saran dokter Ahmad untuk menangani balita yang pemilih makanan, seperti dikutip dari Kids Health;
1. Jadikan waktu makan sebebas mungkin dari stres
Membuat makanan, menawarkan makanan dan minuman hanya pada waktu makan atau kudapan selain air, memimpin dengan memberi contoh, dan tidak memanjakan anak-anak adalah bagian dari tanggung jawab orangtua dalam memberi makan.
Diyakini bahwa jika anak-anak hanya makan apa yang mereka butuhkan, mereka akan dapat mengatur sendiri konsumsi makanan mereka.
2. Pertahankan rutinitas makan yang stabil dan menghibur
Berpartisipasilah dalam waktu makan bersama anak. Gunakan pemotong kue, saus celup, nampan muffin atau porsi seukuran gigitan, piring berwarna, atau pewarna makanan alami untuk membuat kreasi lebih menarik.
Baca Juga: Mengobati Herpes, Penyakit Infeksi yang Diakibatkan Oleh Virus
Baca Juga: Diet Telur Rebus Berat Badan Berkurang Cepat, Waspadai 3 Risiko Ini
Cobalah menyajikan makanan yang sama dengan berbagai cara, seperti dikukus, dipanggang, atau dengan saus favorit, atau biarkan anak membuat ramuan makanannya sendiri yang menarik.
Untuk merangsang minat anak pada makan malam, libatkan mereka dalam proses persiapan atau bawa mereka berbelanja.
Dorong anak untuk mencoba berbagai makanan baru. Jika itu tidak terjadi untuk pertama, kedua, atau bahkan kesepuluh kalinya, jangan menyerah atau frustrasi! Porsi kecil masakan baru harus disajikan bersama favorit lama.
4. Awasi perkembangan anak
Jika khawatir tentang asupan anak, apakah menurut orangtua anak makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, bicarakan dengan dokternya untuk meninjau asupan harian anak.
Tinggi dan berat badan anak akan diplot pada grafik pertumbuhan untuk melihat apakah mereka mengikuti persentil konstan.
5. Makan bersama dengan anak-anak
Sesering mungkin, makan bersama sebagai sebuah keluarga. Hindari menggunakan televisi atau ponsel selama waktu makan.
Manfaatkan waktu ini untuk memberikan contoh yang baik untuk makan sehat. Sajikan satu kali makan untuk seluruh keluarga dan hindari keinginan untuk menyiapkan makanan kedua jika anak menolak yang pertama. Karena akan berdampak anak semakin pilih-pilih makanan.
Baca Juga: Sama-sama Bikin Gatal di Rambut, Ini Cara Membedakan Ketombe dan Kutu
Baca Juga: Studi, Olahraga Jalan Kaki 7000 Langkah Lebih Perpanjang Umur Dibanding 10000 Langkah
Apakah dia memakannya atau tidak, terus sajikan makanan seimbang dengan memasukkan setidaknya satu makanan yang disukai anak setiap kali makan.
6. Menawarkan variasi
Setidaknya dua kali seminggu, sajikan berbagai makanan sehat, terutama sayuran dan buah-buahan, serta hidangan berprotein tinggi seperti daging dan ikan tanpa tulang.
Bantu anakmenemukan berbagai rasa dan tekstur dalam makanan. Untuk membuat makanan biasa lebih beraroma, bereksperimenlah dengannya yang berbedab. dan rempah-rempah.
Tawarkan makanan baru dalam jumlah kecil untuk mengurangi makanan dibuang dan tunggu setidaknya satu atau dua minggu sebelum memperkenalkan kembali hidangan yang sama.
Menjadi pemakan yang rewel adalah bagian dari fase pertumbuhan mereka. Juga, nafsu makan mereka berfluktuasi dengan usia dan lingkungan.
Baca Juga: 6 Penyakit Infeksi Mulut Paling Sering Terjadi, Penderita Bisa Ompong Total
Selama anak aktif, tidurnya cukup, orangtua tidak boleh kehilangan ketenangan pikiran atas jumlah makanan yang mereka konsumsi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Kids Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar