GridHEALTH.id - Diabetes dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh, termasuk kulit.
Ketika diabetes mempengaruhi kulit, seringkali itu merupakan pertanda bahwa kadar gula darah (glukosa) terlalu tinggi.
Dilansir dari laman Akademi Dermatologi Amerika, jika penyandang diabetes mengalami 12 tanda-tanda peringatan berikut ini pada kulit segera periksakan ke dokter.
Sebab itu bisa jadi tanda dari komplikasi kulit pada penyandang diabetes.
1. Nekrobiosis lipoidika
Kondisi kulit ini sering dimulai sebagai benjolan padat kecil yang terlihat seperti jerawat.
Seiring perkembangannya, benjolan ini berubah menjadi bercak kulit yang bengkak dan keras.
Bercak bisa berwarna kuning, kemerahan, atau coklat.
Nekrobiosis lipoidika juga bisa membuat kulit penyandang diabetes seperti porselen yang mengkilap, pembuluh darah terlihat, kulit terasa gatal dan nyeri.
Komplikasi kulit ini bersifat kambuhan, artinya penyakit ini bisa aktif, tidak aktif, dan kemudian aktif kembali.
2. Akantosis Nigrikans (AN)
Komplikasi kulit diabetes ini seringkali menyebabkan kulit lebih gelap di lipatan leher.
AN mungkin merupakan tanda pertama bahwa seseorang menderita diabetes atau tanda pradiabetes.
Sebuah patch gelap (atau pita) dari kulit beludru di bagian belakang leher, ketiak, selangkangan, atau di tempat lain bisa berarti bahwa penyandang diabetes memiliki terlalu banyak insulin dalam darah.
Baca Juga: Cara Mencegah dan Mengobati Komplikasi Neuropati pada Penyandang Diabetes, 60 Persen Mengalaminya
3. Kulit keras dan menebal (sklerosis digital)
Ketika ini berkembang pada jari tangan, jari kaki, atau keduanya, nama medis untuk kondisi ini adalah sklerosis digital.
Di tangan penyandang diabetes akan melihat kulit yang kencang dan licin di punggung tangan. Jari-jari bisa menjadi kaku dan sulit digerakkan.
Jika diabetes telah dikontrol dengan buruk selama bertahun-tahun, rasanya seperti memiliki kerikil di ujung jari.
Kulit yang keras, tebal, dan tampak bengkak dapat menyebar, muncul di lengan bawah dan lengan atas.
Itu juga dapat berkembang di punggung atas, bahu, dan leher. Terkadang, kulit yang menebal menyebar ke wajah, bahu, dan dada.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kulit di atas lutut, pergelangan kaki, atau siku juga menebal, sehingga sulit untuk meluruskan kaki, mengarahkan kaki, atau menekuk lengan.
Di mana pun itu muncul, kulit yang menebal sering kali memiliki tekstur kulit jeruk.
Masalah kulit ini biasanya berkembang pada orang yang memiliki komplikasi akibat diabetes atau diabetes yang sulit diobati.
4. Melepuh
Ini jarang terjadi, tetapi penyandang diabetes dapat melihat lepuh tiba-tiba muncul di kulit mereka.
Mereka mungkin melihat lepuh besar, sekelompok lepuh, atau keduanya.
Lepuh cenderung terbentuk di tangan, kaki, tungkai, atau lengan bawah dan terlihat seperti lepuh yang muncul setelah luka bakar serius.
Berbeda dengan lepuh yang timbul setelah luka bakar, lepuh ini tidak menimbulkan rasa sakit.
Lepuhan besar seperti ini bisa terbentuk pada kulit penyandang diabetes.
Nama medis untuk kondisi ini adalah bullosis diabetricorum. Terkadang, ini disebut bula diabetes.
5. Infeksi kulit
Penyandang diabetes cenderung mengalami infeksi kulit. Jika mereka memiliki infeksi kulit, mereka akan mengalami satu atau lebih hal berikut:
- Kulit panas dan bengkak yang menyakitkan
- Ruam gatal dan terkadang lepuh kecil, kulit kering bersisik, atau cairan putih yang terlihat seperti keju cottage
Infeksi kulit dapat terjadi di area mana pun di tubuh, termasuk di antara jari-jari kaki, di sekitar satu atau lebih kuku, dan di kulit kepala.
6. Ulkus diabetik
Memiliki gula darah tinggi (glukosa) untuk waktu yang lama dapat menyebabkan sirkulasi yang buruk dan kerusakan saraf.
Penyandang diabetes mungkin telah mengembangkan ini jika mereka menderita diabetes yang tidak terkontrol (atau tidak terkontrol dengan baik) untuk waktu yang lama.
Sirkulasi yang buruk dan kerusakan saraf dapat mempersulit tubuh untuk menyembuhkan luka. Ini terutama berlaku di kaki. Luka terbuka ini disebut ulkus diabetik.
7. Dermopati diabetik
Dermopati diabetik menyebabkan bintik-bintik (dan kadang-kadang garis) yang menciptakan depresi yang hampir tidak terlihat pada kulit.
Biasanya terbentuk di tulang kering.
Dalam kasus yang jarang terjadi, penyandang diabetes akan melihatnya di lengan, paha, batang tubuh, atau area tubuh lainnya.
Baca Juga: Ketoasidosis Diabetik, Ketika Kadar Keton Dalam Penyandang Diabetes Tinggi, Ini yang Harus Dilakukan
8. Erupsi-xanthomatosis
Erupsi-xanthomatosis ditandai dengan munculnya benjolan kecil berwarna kuning kemerahan pada penyandang diabetes.
Ketika benjolan ini muncul, mereka sering terlihat seperti jerawat.
Tidak seperti jerawat, mereka segera mengembangkan warna kekuningan.
Penyandang diabetes biasanya akan menemukan benjolan ini di bokong, paha, lekukan siku, atau bagian belakang lutut. Mereka bisa terbentuk di mana saja.
9. Granuloma annulare
Apakah kondisi kulit ini terkait dengan diabetes memang masih kontroversial.
Sebab kebanyakan orang yang memiliki granuloma annulare tidak menderita diabetes.
Namun beberapa penelitian, bagaimanapun, telah menemukan kondisi kulit ini pada pasien yang menderita diabetes.
Satu studi tersebut menemukan bahwa orang dengan diabetes kemungkinan besar memiliki granuloma annulare di area kulit yang luas dan benjolan itu datang dan pergi.
Studi lain menyimpulkan bahwa orang yang memiliki granuloma annulare yang datang dan pergi harus diuji untuk diabetes.
10. Kulit kering dan gatal
Jika kita menderita diabetes, kita cenderung memiliki kulit kering. Gula darah tinggi (glukosa) dapat menyebabkan hal ini.
Jika kita memiliki infeksi kulit atau sirkulasi yang buruk, ini juga dapat menyebabkan kulit kering dan gatal.
11. Xanthelasma
Xanthelasma berkembang ketika penyandang diabetes memiliki kadar lemak tinggi dalam darah.
Ini juga bisa menjadi tanda bahwa diabetes tidak terkontrol dengan baik.
12. Skin tag
Banyak penyandang diabetes memiliki skin tag, yakni pertumbuhan kulit yang menggantung dari tangkai.
Itulah berbagai macam komplikasi kulit yang bisa dialami penyandang diabetes.
Segera periksakan ke dokter jika mengalaminya.
Sementara itu agar terhindar dari risiko tersebut, adabaiknya penyandang diabetes mengelola penyakitnya sedini mungkin sebelum komplikasi datang.(*)
Baca Juga: Gula Darah Turun Dengan Kunyit, Kabar Baik Untuk Penyandang Diebetes
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
#healthymoves
Source | : | Aad.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar