GridHEALTH.id - Molnupiravir berpotensi menjadi obat antivirus COVID-19 oral pertama di dunia.
Hal ini pun diamini oleh peneliti pandemi dari Griffith University Dicky Budiman.
“Dari data hasil risetnya memberikan hasil menjanjikan, terbukti efektif melawan virus Corona. Dalam hal ini, termasuk dalam varian Delta,” ujar Dicky.
Baca Juga: Berpotensi Jadi Obat Covid-19 di Indonesia, Pil Antivirus Molnupiravir Akan Di Uji Coba
Tapi Molnupiravir belum mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA), meski hasil risetnya terbukti mencegah keparahan dan mengurangi risiko kematian akibat COVID-19.
“Pada data awal molnupiravir sudah menunjukkan bisa mencegah keparahan dan kematian. Ini hal yang menggembirakan,” tambah Dicky, dikutip dari Liputan6.com (4/10).
Hasil penelitian pun menunjukkan data bahwa efikasi molnupiravir konsisten pada berbagai varian yang ditemukan, yakni Gamma, Delta, bahkan Mu.
Hal senada diungkapkan Prof. Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Molnupiravir Untuk Komorbid dan Menipu
Baca Juga: Infeksi Mata Merah Bikin Bayi Tak Nyaman, Ibu Bisa Lakukan Ini di Rumah
Menurutnya, secara umum obat molnupiravir efektif menyembuhkan orang yang memiliki penyakit komorbid, antara lain obesitas, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan juga usia tua (>60 tahun).
“Secara umum, obat molnupiravir adalah ribonucleoside analog yang menghambat replikasi virus corona. Selain itu, molnupiravir juga menunjukkan hasil baik pada beberapa uji pre klinik, termasuk untuk pencegahan, pengobatan, dan mencegah penularan,” ujar Prof. Tjandra, dikutip dari Liputan6.com.
Mengenai molnupiravir, Profesor Zubairi Djoerban, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 PB IDI, merangkum beberapa hal yang disebutnya sebagai 'Si Tukang Tipu'.
Baca Juga: Latihan Kebugaran di Rumah, Ini Manfaat Peregangan Untuk Kesehatan
"Obat ini dirancang untuk menipu virus agar tidak bereplikasi," katanya di Twitter, belum lama ini, terkait dengan Molnupiravir.
Masih menurut prof Zubairi, melansir Okezone (4/10/2021), selain punya kemampuan mencegah virus bereplikasi, Molnupiravir juga dipercaya kurangi risiko rawat inap dan kematian hingga 50 persen.
"Obat ini sudah dipergunakan dan efektif untuk lawan Ebola, Chikungunya, dan Influenza."
Pantangan Saat Konsumsi Molnupiravir
Baca Juga: Mulut Kering Salah Satu Risiko Diabetes, Ini Cara Mencegahnya
Sementara itu, menurut laporan Merck di Reuters, pasien yang menggunakan obat ini, baik pria maupun perempuan, tidak diperkenankan untuk berhubungan seksual tanpa kontrasepsi.
Artinya, selama proses penggunaan obat, pasien gejala ringan hingga sedang itu wajib pakai kontrasepsi jika berhubungan badan.
Obat oral itu juga dilaporkan tidak mengubah DNA manusia.
Jadi, tidak ada kegawatan yang perlu dikhawatirkan dalam penggunaan obat ini.
Baca Juga: 9 Gejala Tetanus, Bisa Berujung Kematian Bila Tak Segera Ditangani
Namun ingat, meski banyak yang mengatakan molnupiravir efektif sembuhkan pasien Covid-19 hingga cegah infeksi, hingga saat ini badan kesehatan dunia dan lembaga kesehatan terpercaya dunia belum memberikan ijin penggunaannya secara bebas.
Molnupiravir hingga saat ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk bisa sampai digunakan di masyarakat luas.
Selain itu kita harus pencegahan lebih baik mengobati. Jadi vaksinasi dan taat Prokes masih jauh lebih baik daripada mengandalkan obat Covid-19.(*)
Baca Juga: Merebak, Keengganan Tenaga Medis Untuk Divaksin Di Seluruh Dunia Akibat Misinformasi
Source | : | liputan6.com,okezone.com,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar