GridHEALTH.id - Hepatitis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan peradangan hati.
Penyakiti ini biasanya hasil dari infeksi virus atau kerusakan hati yang disebabkan oleh minum alkohol.
Ada beberapa jenis hepatitis, ada yang akan berlalu tanpa masalah serius, ada juga yang dapat bertahan lama (kronis), bahkan menyebabkan jaringan parut pada hati (sirosis), hingga hilangnya fungsi hati dan, dalam beberapa kasus, kanker hati.
Baca Juga: Waspada Preeklamsia, Ibu Hamil Harus Segera ke Dokter Jika Alami Gejala Ini
Dilansir dari laman nhs.uk (4/2/2021), berikut kenis-jenis hepatitis yang baiknya diketahui, juga pengobatannya.
1. Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A.
Virus ini biasanya menular dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan kotoran orang yang terinfeksi, dan paling umum di negara-negara di mana sanitasinya buruk.
Hepatitis A biasanya sembuh dalam beberapa bulan, meskipun kadang-kadang bisa parah dan bahkan mengancam jiwa.
Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A, selain meredakan gejalanya seperti nyeri, mual, dan gatal-gatal.
Untuk pencegahannya vaksinasi terhadap hepatitis A dianjurkan.
Baca Juga: 11 Tanda dan Gejala Hepatitis Sudah Kronis, Segera ke Dokter!
2. Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B, yang menyebar dalam darah orang yang terinfeksi.
Ini adalah infeksi umum di seluruh dunia dan biasanya menyebar dari wanita hamil yang terinfeksi ke bayi mereka, atau dari kontak anak ke anak.
Dalam kasus yang jarang terjadi, dapat menyebar melalui hubungan seks tanpa kondom dan obat-obatan suntik.
Hepatitis B sering terjadi di negara-negara Asia Tenggara dan Afrika sub-Sahara.
Kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B mampu melawan virus dan pulih sepenuhnya dari infeksi dalam beberapa bulan.
Tetapi kebanyakan orang yang terinfeksi saat anak-anak mengembangkan infeksi jangka panjang.
Ini dikenal sebagai hepatitis B kronis, dan dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.
Obat antivirus dapat digunakan untuk mengobatinya.
3. Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C.
Virus ini biasanya menyebar melalui kontak darah-ke-darah dengan orang yang terinfeksi.
Hepatitis C sering tidak menimbulkan gejala yang nyata, atau hanya gejala seperti flu, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi.
Sekitar 1 dari 4 orang akan melawan infeksi dan bebas dari virus. Dalam kasus yang tersisa, itu akan tinggal di dalam tubuh selama bertahun-tahun.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Menu Makanan Harian untuk Anak Penderita Diabetes
Ini dikenal sebagai hepatitis C kronis dan dapat menyebabkan sirosis dan gagal hati.
Hepatitis C kronis dapat diobati dengan obat antivirus yang sangat efektif, tetapi saat ini tidak ada vaksin yang tersedia.
4. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D.
Virus ini hanya mempengaruhi orang yang sudah terinfeksi hepatitis B, karena hepatitits jenis ini membutuhkan virus hepatitis B untuk dapat bertahan hidup di dalam tubuh.
Hepatitis D biasanya menyebar melalui kontak darah ke darah atau kontak seksual.
Infeksi jangka panjang dengan hepatitis D dan hepatitis B dapat meningkatkan risiko mengembangkan masalah serius, seperti sirosis dan kanker hati.
Tidak ada vaksin khusus untuk hepatitis D, tetapi vaksin hepatitis B dapat membantu melindungi pasien.
Baca Juga: Gejala Umum Hepatitis, Infeksi Virus yang Sebabkan Peradangan Hati
5. Hepatitis E
Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E.
Penularan virus ini terutama dikaitkan dengan konsumsi daging atau jeroan babi mentah atau setengah matang, daging babi hutan, daging rusa, dan kerang.
Hepatitis E umumnya merupakan infeksi ringan dan jangka pendek, tidak memerlukan pengobatan apa pun, tetapi dapat menjadi serius pada beberapa orang. Seperti mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Tidak ada vaksin untuk hepatitis E.
6. Hepatitis alkoholik
Hepatitis alkoholik adalah jenis hepatitis yang disebabkan oleh minum alkohol dalam jumlah berlebihan selama bertahun-tahun.
Sedihnya banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memilikinya.
Ini karena hepatitis alkoholik biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, meski bisa menyebabkan penyakit kuning mendadak dan gagal hati pada beberapa orang.
Baca Juga: Inilah 7 Cara Mengatasi GERD Secara Alami, Tanpa Menggunakan Obat
Berhenti minum biasanya akan membuat hati pasien pulih, tetapi ada risiko pada akhirnya yakni dapat mengembangkan sirosis, gagal hati, atau kanker hati, jika pasien terus minum alkohol secara berlebihan.
Kita dapat mengurangi risiko terkena hepatitis alkoholik dengan mengontrol seberapa banyak minum atau tidak minum sama sekali.
7. Hepatitis autoimun
Hepatitis autoimun adalah penyebab langka hepatitis jangka panjang di mana sistem kekebalan menyerang dan merusak hati.
Akhirnya, hati bisa menjadi sangat rusak sehingga berhenti bekerja dengan baik.
Pengobatan untuk hepatitis autoimun melibatkan obat-obatan resep dokter yang menekan sistem kekebalan dan mengurangi peradangan.
Tidak jelas apa yang menyebabkan hepatitis autoimun, pun tidak diketahui apakah ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Baca Juga: Batas Aman Konsumsi Susu Kental Manis Sesuai Rekomendasi Dokter
Pengobatan Hepatitis
Dikutip dari Medlineplus.gov (29/9/2021), pengobatan untuk hepatitis tergantung pada jenis yang dimiliki dan apakah itu akut atau kronis.
Hepatitis virus akut sering hilang dengan sendirinya. Bisa saja pasien mungkin hanya perlu istirahat dan mendapatkan cukup cairan.
Tetapi dalam beberapa kasus, mungkin lebih serius. Pasien bahkan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Ada berbagai obat untuk mengobati berbagai jenis hepatitis kronis. Kemungkinan perawatan lain mungkin termasuk operasi dan prosedur medis lainnya.
Penting diingat, mereka yang menderita hepatitis alkoholik perlu berhenti minum minuman beralkohol.
Jika hepatitis kronis menyebabkan gagal hati atau kanker hati, pasien mungkin memerlukan transplantasi hati.(*)
Baca Juga: Miliki Riwayat Hepatitis, Jerinx Divaksin Covid-19, Ini yang Dirasakannya Setelah Disuntik
Source | : | Nhs.uk,Medlineplus.gov |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar