GridHEALTH.id - Kasus Covid-19 di PON Papus XX kembali bertambah. Ini tentu berita yang tidak mengenakan, apalagi ada 7 atlet yang pulang ke daerahnya masing-masing padahal belum selesai karantina.
Sebelumnya kasus Covid-19 PON Papua XX terkonfirmasi mencapai 65 orang.
Tapi kemarin, Senin (11/10/2021, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menyebut ada 83 kasus positif Covid-19 terkonfirmasi di ajang pagelaran PON XX Papua 2021.
Sedihnya, 7 atlet yang positif Covid-19 di PON Papua XX telah pulang ke tempat asalnya, yakni 1 orang ke Tarakan, 2 orang ke Jambi, 3 orang ke Sidoarjo, 1 orang ke Yogyakarta, padahal belum selesai masa isolasi.
“Kami juga mengamati ada 7 atlet yang sebelumnya sudah terindentifikasi positif berhasil keluar dari tempat isolasi sebelum selesai masa isolasinya,” ucap Budi.
Kasus positif Covid-19 PON Papua XX terkonsetrasi pada peserta yang berasal dari provinsi tertentu; Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali.
Baca Juga: Ciri Perempuan Sedang Hamil, Salah Satunya Bagun Tidur Pagi Suhu Tubuh Naik
Adapun atlet terbanyak yang positif Covid-19 dari cabang olahraga yang tertentu, yaitu; Judo, sepatu roda, motor cross, panahan, kriket.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menkes, yang dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/10/2021).
Konsentrasi Penyebaran
Penularan Covid-19 di PON Papua XX ada kemungkinan terjadi antar atlet itu sendiri.
Menurut Menkes kemungkinan terjadi di lokasi makan yang dilakukan bersamaan.
Baca Juga: 7 Kontrasepsi yang Aman untuk Lakukan KB Selama Masa Menyusui Bayi
Juga di kamar, "Hasil pengamatan kami kemungkinan besar disebabkan di tempat penginapan karena kamar yang ditempati itu satu kamar ditempati 4 orang atlet, dan juga pada saat makan dilakukan makan bersama, jelas Budi.
Dengan adanya kasus Covid-19 di PON Papua XX, Kemenkes menetapkan beberapa pedoman protokol kesehatan bagi acara skala besar serupa yang akan terjadi ke depan.
Pertama, satgas Covid-19 di tempat event dipastikan punya wewenang yang cukup untuk menerapkan protokol kesehatan.
Baca Juga: Singapura Mulai Hidup Berdampingan Dengan Covid-19, Pembatasan Sudah Dibuka
Kedua, atas saran Presiden, semua asrama yang ditinggali atlet itu jaga jaraknya diperhatikan baik saat tidur maupun saat makan.
Ketiga, selama acara berlagsung, perlu dilakukan tes random PCR secara rutin, sehingga proses identifikasi kasus Covid-10 bisa dikakukan lebih cepat.
Kelima, harus ada ruang karatina terpusat.
"Sehingga jika ada yang kena, langsung bisa ditaruh disana atau orang yang mau pulang kemudian dites positif bisa kesana," tandasnya.
Prokes Baru PON Papua XX 2021
Sementara itu, melansir Kontan.co.id (12/10/2021), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, akan mengatur pelaksanaan protokol kesehatan (Prokes) dalam kepulangan peserta PON XX Papua.
Diantaranya dengan mewajibkan semua peserta PON untuk menjalankan tes RT-PCR;
* Pada saat keberangkatan dari Papua.
* Pada saat kedatangan di bandara pada daerah masing-masing.
* Menerapkan prosedur karantina terpusat setelah tiba di daerah masing-masing, yang disiapkan oleh pemda dan didukung oleh Satgas Covid-19 daerah.
Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Zifivax, IDI; Ada Keterbatasan Dalam Efektivitasnya
Untuk penegasan dan kejelasan pengaturan kepulangan peserta PON XX Papua, telah diatur dalam Surat Edaran (SE) yang baru dari Kepala BNPB selaku KaSatgas Penanganan Covid-19, yaitu Adendum Kedua dari SE Nomor 17 Tahun 2021 yang mengatur Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Selama Pandemi, khususnya mengatur kepulangan Peserta PON Kembali ke daerah asalnya setelah mengikuti PON XX Papua.
Airlangga melanjutkan, monitoring Covid-19 untuk PON Papua masih akan terus dilakukan sampai dengan H+5 setelah acara penutupan PON di 15 Oktober 2021.
Tim kesehatan (Kemenkes) dan Kapal Isoter (Kemenhub) yang juga akan tetap bertugas sampai H+5.(*)
Baca Juga: 7 Jenis Hepatitis dan Pengobatannya, Ada yang Sembuh Sendiri Hingga Harus Cangkok Hati
Source | : | Sekretariat Presiden |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar