GridHEALTH.id - Tahukah, kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh.
Kolesterol pun dibagi menjadi LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein), total kolesterol dan trigliserida.
Baca Juga: Perkembangan Janin Minggu ke-32 dan Kondisi Ibu di Usia Kehamilan Ini
HDL disebut sebagai lemak yang “baik” karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati.
Sementara LDL adalah “si lemak jahat” karena memiliki kecenderungan melekat di dinding pembuluh darah, sehingga dapat menyempitkan pembuluh darah.
Jika itu terjadi maka akan terjadi banyak gangguan kesehatan, khususnya masalah jantung.
Kolesterol “jahat” dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan atherogenik, yakni terjadinya gumpalan-gumpalan kolesterol degeneratif pada lapisan pembuluh darah.
Baca Juga: Supaya Ibu Hamil dan Menyusui Bisa Divaksin Covid-19, Hal Ini Penting Diperhatikan
Hiperkolesterol juga berpotensi memicu perubahan patologis pada plasenta ibu hamil, dan menyebabkan proses inflamasi/penyempitan pada arteri spiralis.
Untuk diketahui, arteri spiralis adalah pembuluh darah paling ujung yang berbatasan langsung dengan plasenta alias ari-ari.
Penyempitan pembuluh darah tersebut jelas akan mengganggu sirkulasi darah dari rahim ke plasenta, berpotensi menyebabkan ibu mengalami preeklamsia.
Dampak buruk lain, janin dapat tumbuh terhambat dan mengalami insufisiensi plasenta (layuh plasenta).
Mengapa bisa begitu?
Baca Juga: Megan Fox Ngaku Alami Gangguan Mental Body Dysmorphia, Apa Itu?
Sepanjang masa kehamilan, pembuluh darah menyalurkan sari-sari makanan dan oksigen dari ibu kepada janin.
Lantaran ketidaklancaran suplai oleh pembuluh darah (karena adanya gumpalan-gumpalan kolesterol) perkembangan janin dapat terhambat.
Organ-organnya pun mengalami ketidakmatangan fungsi sehingga memicu kelahiran prematur.
Kelahiran prematur sendiri didefinisikan sebagai kelahiran yang terjadi saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
Baca Juga: Healthy Move, Olahraga Rutin Mengurangi Risiko Demensia Pada Lansia
Prematuritas (kurang matangnya organ-organ pada bayi) adalah penyebab utama kematian dan kesakitan pada bayi-bayi prematur
Untuk mencegah terjadinya persalinan prematur yang diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol dalam darah, perlu dilakukan pemeriksaan lemak saat memasuki trimester dua masa kehamilan.
Adapun pemeriksaan yang dibutuhkan antara lain kolesterol total, kolesterol LDL direk, kolesterol HDL dan trigliserida.
Semua komponen itu bermanfaat untuk mengetahui tingkat kolesterol dalam darah.
Fakta Pentingnya Diet Rendah Kolesterol Bagi Bumil
Mengenai hal ini, ada penelitian menarik berkaitan dengan diet rendah kolesterol dan persalinan dini alis prematur.
Baca Juga: Tidak Ada Obat Untuk Infeksi HPV, Ini Perawatan Yang Bisa Dilakukan
Dr. Janette Khoury dari bagian obstetri dan ginekologi, Rikshospitalet-Radium hospitalet Medical Centre, Oslo, Norwegia, yang melakukan riset tersebut pada 2001.
Respondennya 290 wanita hamil, tidak merokok, berusia 21–38 tahun.
Kondisi kehamilan para peserta penelitian sehat, dalam artian tidak mengalami komplikasi.
Responden lantas dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama, para sampel penelitan yang menjalani diet makanan rendah kolesterol.
Kelompok kedua bebas mengonsumsi sajian-sajian berkolesterol tinggi.
Baca Juga: Gejala dan Penyebab Bayi Kuning, Perlu Diberi ASI Hingga 12 Kali Dalam Sehari, dengan Sufor?
Lama waktu pengamatan adalah sepanjang usia kehamilan 17 sampai 20 minggu.
Hasilnya menarik. Tercatat hanya 1 dari 141 ibu hamil yang menjalani diet rendah kolesterol, yang melahirkan lebih dini (prematur).
Sementara pada kelompok yang satunya, kelompok yang tidak berdiet, ada 11 dari 149 perempuan hamil yang mengalami persalinan prematur.
Khoury pun menyimpulkan adanya korelasi positif antara kehamilan dengan diet makanan rendah kolesterol.(*)
Baca Juga: Gejala Infeksi Roseola yang Sering Terjadi Pada Bayi, Orangtua Perlu Tahu
Source | : | American Journal of Obstetrics Gynecology,Maternal Medicine |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar