Kanker leher dan kepala biasanya ditemukan pada mereka yang berusia diatas 50 tahun, dan dua kali lebih banyak ditemukan pada pria.
Adapun faktor risiko terbesar adalah kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Sekurangnya 75% kasus terkait dengan penggunaan rokok dan konsumsi alkohol.
Seseorang akan meningkat risiko terkena kanker kepala dan leher apabila memiliki kebiassan merokok dan minum minuman keras secara bersamaan.
Selain itu, orang yang terinfeksi oleh human papillomavirus (HPV), infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, juga dapat berakibat pada kanker kepala dan leher.
Faktor risiko lainnya meliputi paparan matahari yang berkepanjangan, virus Epstein-Barr, virus Human Immunodefeciency Virus (HIV), kurang menjaga kebersihan mulut dan gigi, inhalasia zat zat toksik di lingkungan / pekerjaan, dan malnutrisi.
Dokter Rismauli menambahkan, “Sangatlah penting untuk lebih peka dalam mengetahui dan merasakan tanda dan gejala kanker kepala dan leher sejak awal.
Baca Juga: 10 Pelajaran Gaya Hidup Wanita Jepang Untuk Memperlambat Penuaan
Tanda-tanda yang perlu diperhatikan termasuk adanya benjolan pada leher yang tidak bergejala, adanya ulserasi mukosa yang menyakitkan, lesi mukosa pada daerah mulut yang terlihat, suara serak, maupun disfagia atau sulit menelan.”
Source | : | Siaran Pers Yayasan Kanker Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar