GridHEALTH.id - Tahukah mantan penyintas Covid-19 ternyata belum terbebas 100 persen dari masalah kesehatan, walau dirinya sudah negatif.
Sebab, mereka yang telah pulih dari COVID-19 memiliki peningkatan risiko mengembangkan kondisi medis lain, setidaknya dalam jangka pendek.
Baca Juga: 5 Persiapan Sebelum Ikut Vaksinasi Covid-19, Supaya Antibodi Muncul Maksimal
Satu studi, yang diterbitkan di The BMJ, mengumpulkan data tes laboratorium dan penerimaan rumah sakit di Amerika Serikat.
Para peneliti membandingkan data dari lebih dari 190.000 orang dewasa, usia 18 hingga 65 tahun, yang dites positif virus SARS-CoV-2 pada 2020, dengan data dari kelompok kontrol yang dikumpulkan pada 2019, sebelum pandemi.
Para peneliti mengikuti para peserta selama enam bulan setelah mereka dites positif untuk SARS-CoV-2 dan mencatat komplikasi kesehatan baru.
Hasilnya, peneliti menemukan 14% orang yang memiliki COVID-19 mengembangkan masalah medis baru selama enam bulan berikutnya; ini hampir 5% lebih tinggi dari kelompok kontrol pra-pandemi.
Masalah Medis Baru Mantan Penyintas Covid-19
Baca Juga: 5 Pertanyaan Tentang Sesak Napas yang Dikaitkan dengan Covid-19, Sering Membuat Khawatir
Masalah medis baru tersebut, melansir Harvard Health Publishing - Harvard Medical School (9/8/2021), memengaruhi berbagai sistem tubuh dan termasuk kegagalan pernapasan, irama jantung abnormal, diabetes, masalah neurologis, dan masalah hati dan ginjal.
Sedihnya para penliti melaporkan, peningkatan risiko terlihat pada orang yang lebih muda, yang sebelumnya sehat.
Tapi kondiai tersebut tetap lebih tinggi alias berisiko pada orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis yang sudah ada sebelumnya.
Studi lain, yang diterbitkan Nature, membandingkan catatan kesehatan lebih dari 73.000 pengguna Administrasi Kesehatan Veteran (VHA) yang dites positif SARS-CoV-2 tetapi tidak pernah dirawat di rumah sakit, dengan hampir lima juta pengguna VHA lain yang tidak pernah diuji positif COVID-19 dan tidak pernah dirawat di rumah sakit.
Baca Juga: Gangguan Jantung Bisa Terjadi Setahun Setelah Sembuh dari Covid-19
Hasilnya, selama enam bulan setelah 30 hari pertama setelah infeksi, orang yang telah terinfeksi COVID-19 secara signifikan lebih mungkin meninggal atau mengalami masalah kesehatan medis atau mental yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Karenanya Harvard Health Publishing menekankan untuk kita semua lebih baik tidak pernah terpapar Covid-19 sama sekali.
Untuk itu, selain taati prokes, lakukan vaksin COVID-19 jika memang kita memenuhi syarat untuk mendapatkannya.
Pasien Covid-19 Saat Ini Sembuhnya Lama
Baca Juga: Perawatan Rumahan yang Bisa Dilakukan Orangtua Saat Bayi Alami Cacar Air
Penting juga diperhatikan, dari laman yang sama, didapatkan sebuah hasil survei terbaru yang dilakukan oleh CDC.
Disampaikan, CDC menemukan bahwa pemulihan mereka yang terpapar Covid-19 sat ini mungkin memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, bahkan untuk orang dewasa dengan kasus yang lebih ringan yang tidak memerlukan rawat inap.
Survei CDC ini menemukan bahwa sepertiga dari orang dewasa yang terinfeksi Covid-19 belum kembali ke kesehatan normal setelah dua hingga tiga minggu paca dites positif COVID-19.
Di antara orang dewasa yang lebih muda (usia 18 hingga 34) yang tidak memerlukan rawat inap dan yang tidak memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya (komorbid), hampir satu dari lima tidak kembali ke kesehatan normal dalam dua hingga tiga minggu setelah dites positif COVID-19.
Dengan kasus yang parah, pemulihan bisa memakan waktu enam minggu atau lebih.
Beberapa orang mungkin mengalami masalah fisik, kognitif, dan psikologis jangka panjang.
Gejala mereka dapat meningkat dan memburuk secara bergantian dari waktu ke waktu, dan dapat mencakup berbagai kesulitan, mulai dari kelelahan dan kesulitan berkonsentrasi hingga kecemasan, kelemahan otot, dan sesak napas yang berkelanjutan.
Jadi, ayi divaksin Covid-19 sebelum kena.(*)
Baca Juga: Pengobatan Kanker Prostat Berdasar Stadium, Operasi Hingga Kemoterapi
Source | : | Harvard Health Publishing - Harvard Medical School - Covid- |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar