GridHEALTH.id - Psoriasis adalah penyakit kulit kronis yang ditandai dengan pertumbuhan sel kulit baru yang terlalu cepat.
Akibatnya, sel kulit baru akan terus menumpuk di permukaan hingga membentuk bercak tebal yang berwarna merah dan bersisik.
Psoriasis termasuk penyakit autoimun yang tidak diketahui pasti penyebabnya. Selain karena masalah sistem kekebalan tubuh, psoriasis biasanya muncul dipicu oleh berbagai faktor baik dari dalam diri maupun lingkungan.
Walau tidak ada obat untuk menyembuhkan psoriasis, penyakit ini dapat kambuh kembali di kemudian hari. Kita pun tak perlu khawatir karena sudah tersedia banyak obat dan penanganan untuk mengobati gejalanya.
Psoriasis juga bukan termasuk penyakit kulit menular, sebab psoriasis tidak disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
Meski kita melakukan kontak kulit atau meminjam barang-barang pribadi milik pasien, kita tetap tidak akan tertular penyakit ini.
Penyakit kulit ini cukup umum, dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Laki-laki dan perempuan sama-sama rentan untuk terkena penyakit kulit ini. Kita bisa meminimalkan peluang kena dengan mengurangi penyebabnya.
International Psoriasis Council (IPC) merekomendasikan agar pasien psoriasis yang didiagnosis dengan Covis-19 berdiskusi dengan dokter mereka tentang penghentian atau penundaan penggunaan obat imunosupresan.
Namun, IPC juga merekomendasikan bahwa dokter perlu hati-hati mempertimbangkan rasio manfaat ke risiko dari perawatan imunosupresif secara individual. Itu tidak menyarankan menghentikan obat kecuali ada infeksi aktif.
Orang dengan psoriasis biasanya minum obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Terapi imunosupresif yang umum digunakan untuk psoriasis termasuk terapi imunosupresif konvensional yang menggunakan obat-obatan seperti metotreksat dan siklosporin dan terapi biologis.
Dalam terapi biologis, obat digunakan untuk menargetkan dan menekan bagian yang sangat spesifik dari sistem kekebalan yang terkait dengan gejala psoriasis. Akibatnya, pasien tersebut dapat menjadi lebih rentan terhadap infeksi tertentu.
Namun, para ilmuwan masih belum jelas tentang efek keseluruhan obat imunosupresif pada risiko pengembangan penyakit Covid-19 yang serius.
Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa tingkat keseluruhan rawat inap untuk individu yang memakai obat imunosupresif seperti metotreksat dan biologik serupa dengan populasi umum.
Baca Juga: Ruam Diabetes, Kondisi Pada Kulit Jadi Penanda Kadar Gula Darah Tinggi
Baca Juga: Healthy Move, Latihan Ringan di Malam Hari Bisa Bikin Tidur Nyenyak
Psoriasis adalah penyakit autoimun di mana risiko diabetes, hipertensi, penyakit paru-paru kronis, penyakit kardiovaskular dan kematian dini meningkat dengan meningkatnya keparahan penyakit kulit.
“Oleh karena itu, sebagai populasi, pasien psoriasis, terutama mereka yang memiliki penyakit yang lebih parah, berisiko mengalami hasil yang lebih buruk dari COVID-19,” kata Dr. Shweta Rajput, MBBS DDV dari Disha Skin Institute di Mumbai, India.
"Apa yang tidak kita ketahui tentang pengobatan psoriasis dan risiko Covid-19 jauh melebihi apa yang kita ketahui saat ini.
Salah satu model tentang Covid-19 adalah bahwa imunosupresi berbahaya selama fase awal, membuat seseorang lebih rentan dan berisiko terkena penyakit psoriasis.
Tetapi imunosupresi dapat membantu kemudian dalam perjalanan penyakit dengan menekan respon imun yang tidak teratur di paru-paru yang dapat menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut dan kematian," tambahnya.
Baca Juga: Sindrom Brugada, Kelainan Irama Jantung Langka Namun Mengancam Nyawa
Baca Juga: Flavonoid Dalam Propolis Bisa Mencegah atau Menunda Masuknya Covuid-19 ke Dalam Tubuh
Tidak ada pengobatan khusus untuk virus corona. Jadi, yang terbaik adalah mengurangi risiko tertular penyakit dengan menjaga jarak fisik dari orang lain, menghindari acara publik yang tidak perlu, dan mempraktikkan kebersihan yang baik, catat para ahli. (*)
Source | : | Everyday Health,psoriasis.org |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar