Dan meskipun masih bisa bermutasi menjadi lebih menular, mungkin tidak akan melipatgandakan tingkat penularannya lagi, kata Dr. Adam Lauring, pakar virus dan penyakit menular di University of Michigan di Amerika Serikat.
“Kami telah melihat tahap evolusi cepat untuk virus. Ada kemungkinan virus itu bisa menjadi lebih mematikan, tetapi tidak ada alasan evolusioner untuk itu terjadi. Orang yang sangat sakit juga cenderung tidak bersosialisasi dan menyebarkan virus ke orang lain," kata Luring.
Para ahli sedang mengamati untuk melihat apakah varian yang muncul bisa lebih baik dalam menghindari perlindungan yang dikembangkan orang dari vaksinasi dan infeksi.
Semakin banyak orang yang disuntik, virus tersebut harus dapat menyebar melalui orang yang memiliki kekebalan tertentu agar dapat bertahan hidup, kata Dr. Joshua Schiffer, pakar virus di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson.
“Virus dapat mengalami mutasi yang membuat respons imun menjadi kurang efektif,” katanya.
Baca Juga: Pintar Cara Mengelola Amarah Agar Tak Berdampak Pada Kesehatan
Baca Juga: Tetap Tak Tergantikan, ASI Meningkatkan Kekebalan Terhadap Penyakit Infeksi Bayi
Jika itu terjadi, para ilmuwan dapat merekomendasikan agar formula vaksin diperbarui secara berkala, seperti halnya suntikan flu tahunan.(*)
Source | : | Reuters,Journal BMJ Global Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar