GridHEALTH.id - Saat kondisi tubuh mengalami gejala-gejala seperti rasa tidak enak badan, panas dingin, pusing, nyeri otot, nyeri sendi, badan lemas, dan sebagainyadiartikan oleh banyak orang Indonesi asebagai masuk angin.
Untuk mengatasi masalah kesehatn itu banyak orang Indonesia yangmemilih cara pengobatan tradisional kerokan.
Memang manfaat kerokan dipercaya sangat berlimpah. Terapi ini dinilai dapat mengatasi nyeri sendi dan nyeri otot.
Selain itu, kerokan pun dianggap baik untuk meningkatkan sistem imun di tubuh dan mengurangi peradangan.
Juga, kerokan memiliki manfaat yang dirasakan seperti bisa mengurangi rasa nyeri kronis bahkan kerokan juga dianggap baik untuk meningkatkan sistem imun tubuh karena bisa meningkatkan sirkulasi peredaran darah.
Kerokan juga diketahui dapat mengurangi gejala seperti nyeri kepala, migrain, nyeri leher atau nyeri otot.
Bagaimana kerokan dilihat dari sisi ilmiah?
Baca Juga: Catat, Ini 15 Khasiat Obat Alami Daun Jambu Biji Ketika Dijadikan Teh
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membongkar manfaat kerokan bagi kesehatan tubuh, seperti berikut ini, dilansir dari Kompas.com (11/2/2020):
• Melancarkan peredaran darah
Kerokan dinilai dapat membantu memperlancar aliran darah serta proses perfusi darah.
Perfusi adalah proses perpindahan darah dari pembuluh ke jaringan yang dituju.
Kerokan juga disebut dapat meningkatkan metabolisme energi di tubuh.
Berbagai manfaat kerokan di atas, diuji pada sebuah penelitian skala kecil yang menggali dampak kerokan pada 23 orang partisipan.
• Meredakan sakit leher
Manfaat kerokan yang satu ini sudah cukup dikenal secara tradisional dan sekarang sudah diperkuat dengan salah satu penelitian yang dilakukan pada 48 responden yang merasakan sakit leher kronis.
Dari total jumlah partisipan, peneliti membagi mereka menjadi dua kelompok.
Baca Juga: Waspadai Demam Berdarah Crimean-Congo, Begini Cara Penularannya
Kelompok pertama mendapat perawatan dengan kerokan. Sementara itu, kelompok lainnya diobati dengan koyo.
Setelah satu minggu, para peneliti mencatat hasil perawatan masing-masing kelompok.
Hasilnya, kelompok pertama melaporkan lebih sedikit rasa sakit dibandingkan dengan kelompok kedua.
• Meringankan sakit kepala migrain
Sakit kepala sebelah atau migrain juga dipercaya bisa diredakan dengan kerokan.
Kesimpulan tersebut diambil dari sebuah penelitian yang dilakukan pada seorang lansia yang menderita migrain.
Baca Juga: Penting Menjadi Ibu yang Bahagia Karena Menjadi Kunci Anak Sehat
Setelah dikerok secara teratur selama 14 hari, lansia tersebut merasa bahwa migrainnya berkurang.
Namun, jumlah responden di penelitian ini terlalu sedikit, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk bisa memastikan konsistensi hasil tersebut.
• Meredakan gejala perimenopause
Terapi yang satu ini juga dianggap dapat meredakan gejala perimenopause seperti banyak berkeringat, insomnia, dan sakit kepala.
Perlu diingat, masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk memastikan manfaat kerokan bagi kesehatan.
Metode kerokan bukanlah perawatan utama dari kondisi-kondisi di atas.
Oleh karena itu, berkonsultasilah dengan dokter apabila Anda merasakan gejala maupun sudah pernah didiagnosis menderita penyakit-penyakit di atas.
Baca Juga: Hindari Buah Kering dan Jus Bila Menyandang Diabetes, Ini Alasannya
Tidak Ada Penyakit Masuk Angin
Satui hal yang harus kita ingat, menurut Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Premier Jatinegara, Dokter Muhammad Zaini, Sp.JP(K), dikutip dari ramsaysimedarby.co.id (7/9/2021), istilah masuk angin dalam dunia medis itu tidak ada.
Jadi hanya masyarakat Indonesia yang sering menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan kondisi tubuhnya apabila merasa tidak enak badan.
Untuk kerokan yang diyakini bisa mengobati masuk angin, dr. Zaini pun mengatakan, “kerokan memang tergolong aman dan bermanfaat untuk mengusir masuk angin. Namun, kalau Anda mengidap atau memiliki riwayat gangguan pembekuan darah atau mengkonsumsi obat pengencer darah, sebaiknya hindari kerokan.”
Baca Juga: Kanker Prostat Seperti Dialami Mantan Presiden SBY, Siapa Saja yang Berisiko?
Penting diketahui, koin yang digunakan sebagai alat kerokan akan merangsang sirkulasi mikro jaringan lunak, sehingga dapat memperlancar peredaran darah, atas dasar hal ini kerokan diduga dapat membantu mengatasi masuk angin.
Tapi ingat, sebelum melakukan kerokan;
Pertama, pastikan koin atau media gores yang dipakai sudah steril serta dibersihkan minimal dengan sabun dan air mengalir.
Kedua, gunakan minyak atau lotion untuk mempermudah kerokan dan mengurangi cedera yang bisa ditimbulkan.
Baca Juga: China Bersiap Lockdown Kembali? Pemerintah Perintahkan Masyarakat Stok Makanan
Ketiga, hindari menggores terlalu kencang dan perhatikan ambang nyeri pada orang yang sedang dikerok.
Keempat, hindari kerokan apabila anda mengalami operasi dalam 6 minggu terakhir.
Kelima, hindari kerokan apabila memiliki gangguan pembekuan darah.
Keenam, mengkonsumsi atau mendapatkan obat pengencer darah harus menghindari kerokan.
Terpenting, melansir TribunKesehatan (5/10/2011), menurut Ahli Penyakit Jantung dari RS Harapan Kita Prof. DR. Dr. Budhi Setianto, SpJP, hindari kebiasaan kerokan di sekitar leher. Sebab dapat mengakibatkan stroke bila ada saraf yang rusak.
Ketahuilah, saat kerokan pembuluh darah akan melebar. Jika dilakukan terlalu sering dan di bagian yang sama, dikhawatirkan pembuluh darah kecil dan halus akan semakin melebar lalu pecah.
"Ini sangat berbahaya terutama untuk para orang tua," ungkapnya.(*)
Baca Juga: Luar Pulau Jawa Paling Berisiko Jika Gelombang 3 Covid-19 Melanda Indonesia
Source | : | Kompas.com-kerokan,Ramsaysimedarby.co.id-kerokan,TribunKesehatan-kerokan |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar