Akhirnya ketika ada proses degradasi plastik itu terjadi justru menimbulkan mikroplastik polutan di lingkungan.
“Di lingkungan laut saat ini 85 persen sampah laut didominasi oleh limbah plastik. Hal ini disebabkan limbah plastik yang terbawa oleh aliran air salah satunya melalui sungai,” ujar Dr. Andhika Puspito Nugroho, dosen dan peneliti lingkungan Fakultas Biologi UGM dalam BioTalks, Jumat (11/6), dikutip dari laman ugm.ac.id (12/6/2021).
Bahayanya, “Mikroplastik ini sering kali dianggap sebagai makanan oleh berbagai organisme di laut sehingga polutan mikroplastik dapat mengganggu kesehatan organisme laut atau dapat berpindah dari sistem pencernaan masuk ke sistem peredaran darah organisme laut,” imbuh Andika.
Saat ini mikroplastik sudah masuk ke dalam rantai makanan yang mana manusia menjadi konsumen puncaknya.
Mikroplastik Ancaman Bagi Seluruh Makhluk Hidup
Semua mikroplastik yang ada di lingkungan menimbulkan ancaman bagi organisme hidup, termasuk manusia.
Baca Juga: Oligomenorea, Masalah Menstruasi yang Sebabkan Siklus Haid Panjang
Masuknya mikroplastik ke tubuh organisme hidup umumnya terjadi melalui transfer trofik yaitu melewati rantai makanan.
Ketika mikroplastik berpindah dari lingkungan terbuka ke tubuh organisme hidup dan masuk ke sistem pencernaan, menurut Muhammad Fauzul Imron, S.T., M.T, dilansir dari laman UNAIRNews, Unair.ac.id (18/8/2021), mikroplastik sulit untuk diproses serta dideteksi, sehingga cenderung menumpuk.
Akumulasi sejumlah plastik dalam tubuh organisme hidup dapat menyebabkan keracunan kronis dan bahkan akut.
Perkembangan penelitian tentang mikroplastik telah menyoroti beberapa sumber mikroplastik di lingkungan.
Temuan terbaru menunjukkan polusi mikroplastik di tanah, yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan di udara, yang menimbulkan ancaman yang mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia.
Source | : | Ugm.ac.id-mikroplastik,Unair.ac.id-mikroplastik |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar