Menurut Afifa, mikroplastik yang ditemukan dalam air galon sekali pakai itu didominasi jenis PET, yaitu polimer pembuat kemasan galon.
Lebih lanjut Afifa menjelaskan, konsentrasinya memang tidak terlalu besar hanya sekitar 0,2 mg sampai 5 mg per liter, namun jika melihat jumlah partikelnya sangat banyak. Ada 85-95 juta partikel per liter atau 570 juta sampai 1.275 juta per galon.
Dari kuesioner yang disebarkan Greenpeace kepada 38 konsumen galon sekali pakai, diperoleh hasil bahwa rata-rata mereka mengonsumsi air galon sekali pakai sekitar 1,89 liter per hari.
“Setelah kita hitung, dengan konsumsi sebanyak itu, mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh konsumen sekitar 0,378 mg -9,45 mg per hari,” jelasnya.
Kadar itu memang masih berada di bawah batas aman dari WHO, namun menurut Afifa, WHO juga memberikan catatan bahwa penelitian terkait dampak kesehatan mikroplastik ini masih terus dikembangkan.
Jadi, WHO juga memberikan early warning atau reminder terhadap penggunaan jangka panjang yang bisa memberikan resiko yang sangat besar.(*)
Baca Juga: Kenaikan Kasus Covid-19 Saat Ini Didominasi PTM di Sekolah dan Takziah
Source | : | Ugm.ac.id-mikroplastik,Unair.ac.id-mikroplastik |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar