GridHEALTH.id - Abses peritonsil adalah salah satu infeksi yang menyebabkan jaringan di belakang mulut, di salah satu sisi amandel bernanah. Abses membuat orang merasa sangat sakit dan sulit untuk membuka mulut.
Melansir Kids Health, Selasa (23/11/2021), abses peritonsil juga menyebabkan pembengkakan yang mampu mendorong amandel ke uvula atau daging yang menjuntai di bagian belakang mulut.
Baca Juga: 7 Bahan Alami Efektif Bantu Atasi Radang Tenggorokan, Ini Daftarnya
Abses peritonsil dapat menyumbat tenggorokan, sehingga orang sulit menelan, bicara, bahkan hingga bernapas.
Di Amerika Serikat, abses peritonsil menjadi penyakit infeksi paling umum, dengan catatan insiden tahunan 30 kasus per 100.000 orang, dikutip dari Aafp.org.
Abses peritonsil rata-rata disebabkan oleh bakteri penyebab radang tenggorokan, yaitu Streptokokus.
Baca Juga: Gejala Amandel dan 6 Cara Menanganinya di Rumah, Aman dan Nyaman
Selain karena bakteri, abses peritonsil juga bisa disebabkan karena hal lain, misalnya komplikasi dari tonsilitis atau radang amandel.
Sakit gigi dan gusi juga meningkatkan risiko mengalami abses peritonsil, sama seperti kebiasaan merokok. Ini menjadi salah satu alasan mengapa seseorang harus mengurangi kebiasaan merokok.
Baca Juga: Tenggorokan Gatal, Ini 5 Cara Mudah Mengeluarkan Dahak yang Menumpuk
Gejala awal yang muncul dari kondisi ini, biasanya berupa sakit tenggorokan. Tapi saat abses mulai terbentuk, maka akan ditandai dengan:
- Amandel merah dan bengkak
- Amandel yang mendorong uvula
- Kelenjar getah bening di salah satu sisi leher bengkak dan teksturnya lembut
- Tenggorokan terasa sangat sakit di salah satu sisinya
- Sulit dan sakit ketika harus menelan atau membuka mulut
- Demam hingga mengigil
- Sakit kepala dan telinga
- Air liur terus menetes
- Suara teredam atau serak
Abses yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan penyakit serius. Jika abses pecah, maka infeksi dapat menyebar ke dada dan mengarah ke pneumonia.
Penanganan yang biasa dilakukan untuk mengatasi abses peritonsil, yakni dokter akan mengeringkan absesnya terlebih dahulu. Dokter melakukan ini dengan dua cara, menarik nanah dengan jarum (aspirasi) atau membuat sayatan kecil di abses dengan pisau bedah agar nanah dapat mengalir keluar.
Baca Juga: Covid-19 Selama Kehamilan Berisiko Kelahiran Mati Pada Bayi, Studi
Jika cara tersebut tidak berhasil, maka amandel pasien mungkin harus diangkat melalui prosedur bedah yang disebut tonsilektomi.
Cara ini umumnya dilakukan pada orang-orang yang sering mengalami radang amandel atau pernah mengalami abses peritonsil sebelumnya.
Baca Juga: Afrika Minim Kasus Covid-19 Padahal Tanpa Prokes Ketat dan Gencar Suntikan, Diduga Karena Ini
Antibiotik dan obat pereda nyeri juga mungkin akan diberikan. Antibiotik harus diminum sampai habis meskipun sudah merasa lebih sehat. Pasalnya jika tidak, infeksi kemungkinan akan kembali lagi.
Untuk memenuhi kebutuhan minum dan makan, pasien biasanya akan diinfus. Orang yang menjalani tonsilektomi, harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk dipantau kondisinya.
Source | : | Kids Health,aafp.org |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar