Hal yang sama harus diwaspadai oleh tim penolong. bantuan, dan relawan.
Untuk diketahui, gas yang dikeluarkan saat erupsi gunung berapi antara lain karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2), hidrogen sulfide (H2S), sulfurdioksida (S02), dan nitrogen (NO2).
Abu Vulkanik Gunung Meletus Mengandung Silika
Semua zat tersebut diketahui berbahaya bagi manusia.
Dikutip dari Kompas.com, Menurut Dr. Erlang Samoedro Sp.P FISR, seorang ahli paru dan sebagai Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, mengatakan, sama halnya dengan saat berada di tambang, abu vulkanik setelah erupsi dikatakannya juga mengandung kandungan Silika.
Baca Juga: Penggunaan Aspirin Dapat Meningkatkan Risiko Gagal Jantung Pada Perokok, Studi
Secara umum, Erlang menjelaskan gejala yang harus diwaspadai apabila berada di wilayah dengan tingkat abu silikosis tinggi adalah akan terjadinya iritasi pada hidung yang membuat hidung meler, serta sakit tenggorokan disertai batuk kering dan sesak napas atau mengi dengan dahak berlebihan.
Karenanya bagi warga yang wilayhanya terkena dampak dari letusan gunung berapi, wlaaupun jaraknya jauh baiknya, Erlang menyarankan, untuk menutup jendala, pintu dan meminimalkan penggunaan pemanas atau pendingin udara saat di rumah.
Tujuannya agar mengurangi abu masuk ke dalam rumah.
Baca Juga: Perawatan Luka Kaki Diabetes, Diperlukan Kesabaran Karena Sembuhnya Lama
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar