GridHEALTH.id - Covid-19 bukan satu-satunya ancaman mengerikan bagi kesehatan masyarakat. Dengan menyebarkan penyakit seperti malaria dan demam berdarah, nyamuk kecil itu membunuh lebih dari satu juta orang di seluruh dunia.
Dengan sebagian besar upaya kesehatan masyarakat kita yang secara tepat dialihkan untuk memerangi Covid-19, kita juga harus berupaya mencegah penyakit melemahkan lainnya yang membawa orang ke rumah sakit dan membuat mereka terpapar Covid-19.
Yang paling rentan adalah masyarakat pedesaan, di mana penyakit yang dibawa nyamuk juga dapat menurunkan daya tahan mereka terhadap Covid.
Sementara virus Covid-19 yang tidak terlihat membuatnya menjadi ancaman yang menakutkan, nyamuk bisa sama mematikannya, tidak secara langsung, tetapi melalui penyakit yang mereka sebarkan ke manusia yang mereka gigit.
Mereka datang dalam lusinan spesies, dan tiga adalah yang paling mengkhawatirkan:
- Aedes, yang menyebabkan demam berdarah, zika, demam kuning, dan chikungunya
- Anopheles, yang menyebabkan malaria dan filariasis limfatik
- Culex, yang menyebabkan demam virus West Nile dan ensefalitis Jepang
Baca Juga: Demam Berdarah Krimea-Kongo Disebabkan Gigitan Nyamuk, Begini Pengobatannya
Baca Juga: Healthy Move, Jangan Buru-buru Bangun, Lakukan Yoga di Tempat Tidur
Ukurannya terbilang kecil, tetapi secara kolektit, nyamuk adalah hewan paling mematikan dalam sejarah manusia, dan mereka terus menghancurkan kehidupan di seluruh dunia.
Ratusan juta oranga menderita malaria dan demam berdarah setiap tahun, dan sementara sebagian besar sembuh, hasilnya sering terhambat pertumbuhan dan prospek ekonomi berkurang.
Untungnya, perang melawan nyamuk tidak perlu mengalihkan sumber daya perawatan kesehatan dari Covid-19.
Modalnya hanya desa dan rumah tangga perlu mengambil beberapa langkah dasar untuk sangat mengurangi risiko penyakit dan mendapatkan perlindungan penuh.
Tindakan ini berlaku untuk semua spesies nyamuk, sehingga mereka akan membantu untuk mencegah tidak hanya malaria dan demam berdarah, tetapi banyak penderitaan lain dari vektor ini.
Pertama, mencegah nyamuk menyerang manusia. Itu berarti memasang kelambu di jendela, atau setidaknya di sekitar tempat tidur, sebaiknya kelambu berinsektisida, yang dijual sangat murah bahkan dibagikan secara gratis oleh program pemerintah. Kelambu adalah cara yang sangat hemat biaya untuk memerangi malaria.
Baca Juga: Siklus Menstruasi Terasa Nyaman? Konsumsi Banyak Protein dan Serat
Baca Juga: Berat Badan Tak Juga Turun? Mungkin Saatnya Perbaiki Metabolisme
Orang-orang juga dapat menggunakan berbagai insektisida rumah tangga yang sekarang ada di pasaran, mulai dari semprotan langsung ke tubuh, hingga fumigator yang menyebarkan asap atau kabut.
Penting untuk menerapkan langkah-langkah perlindungan ini di luar waktu malam hari, karena nyamuk juga menggigit di siang hari, terutama yang menularkan demam berdarah.
Kedua, mengurangi tempat bertelur nyamuk yang tumbuh menjadi jentik. Mereka membutuhkan air terbuka yang tergenang, sehingga rumah tangga harus menutup wadah penyimpanan mereka dengan rapat, sementara penduduk desa dapat bekerja sama untuk mengeringkan daerah rawa.
Nyamuk hidup hanya beberapa minggu, jadi memotong generasi berikutnya membuat perbedaan cepat.
Sangat penting semua orang mengadopsi langkah-langkah pencegahan ini, bahkan ketika mereka menyesuaikan hidup mereka untuk mencegah Covid-19.
Baca Juga: Ibu Menyusui Mengonsumsi Gula Berlebih Berisiko Membuat Anaknya Diabetes
Baca Juga: Membersihkan Organ Intim di Masa Menstruasi Perlu Lebih Teliti, Ini Alasannya
Pemerintah mungkin menyerukan semua pihak untuk bersama mengatasi pandemi Covid-19, tetapi kita tidak harus menghentikan kampanye panjang kita melawan nyamuk. Dan secara bersama-sama masih mencapai tujuan 2030 untuk menghilangkan DBD di Indonesia. (*)
Source | : | Indian Times,Center for Disease Control and Prevention |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar