GridHEALTH.id - Varian baru Covid-19, Omicron diyakini dapat menghindari antibodi penetral dari vaksin yang tersedia.
Bila faktanya begitu, maka varian Omicron dapat memicu gelombang pandemi virus corona berikutnya.
Ketika ketakutan akan Omicron menyebar lebih jauh, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini membuat pernyataan bahwa varian tersebut telah menyebar ke 89 negara dan menyebar dengan cepat, pun pada tingkat kekebalan populasi yang tinggi.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa tidak ada indikasi bahwa Omicron lebih ringan daripada varian Delta.
Meskipun berbagai penelitian menyatakan bahwa itu hanya menghasilkan penyakit ringan (Covid-19).
Risiko infeksi ulang dengan varian Omicron adalah 5,4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan varian Delta, menurut sebuah studi baru yang dipimpin oleh Imperial College London di Inggris. Menurut para peneliti penelitian, infeksi masa lalu dapat memberikan perlindungan 19% terhadap infeksi ulang Omicron.
Baca Juga: Dilaporkan, Orang Pertama Meninggal Karena Varian Omicron di Inggris
Baca Juga: Sering Disebut, Apa Itu Komplikasi Penyakit? Ini Dia Penjelasannya
Para peneliti menggunakan data dari semua pasien SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi PCR di Inggris antara 29 November dan 11 Desember 2021 untuk menilai proliferasi dan pelepasan kekebalan dari varian Omicron di Inggris dalam studi peer-review yang belum dilakukan.
Secara total, analisis SGTF mencakup 196.463 orang tanpa kegagalan target gen S (mungkin terinfeksi varian lain) dan 11.329 orang dengannya (mungkin terinfeksi Omicron), serta 122.063 Delta dan 1.846 contoh Omicron dalam analisis genotipe.
Dibandingkan dengan instans non-Omicron (terutama Delta), analisis melihat faktor-faktor yang terkait dengan pengujian positif untuk Omicron.
Temuan menunjukkan bahwa hingga 11 Desember 2021, fraksi Omicron dalam semua kasus Covid berlipat ganda setiap dua hari, berdasarkan data S-gene Target Failure dan genotyping.
Menurut WHO, Omicron, jenis baru Covid-19, menyebar jauh lebih cepat daripada varian Delta di negara-negara dengan transmisi komunitas yang mapan.
Varian Omicron telah terdeteksi di 89 negara, dan jumlah pasien di tempat-tempat dengan penularan komunitas berlipat ganda setiap 1,5 hingga 3 hari.
WHO mengatakan dalam pembaruan bahwa Omicron menyebar dengan cepat di negara-negara dengan tingkat kekebalan populasi yang tinggi, tetapi tidak jelas apakah ini karena kapasitas virus untuk menghindari perlindungan, transmisi intrinsiknya yang lebih besar, atau campuran keduanya.
Baca Juga: Healthy Move, 7 Tips Untuk Berjalan di Pantai Agar Manfaatnya Maksimal
Baca Juga: Perawatan Luka Kaki Diabetes, Diperlukan Kesabaran Karena Sembuhnya Lama
"Data keparahan klinis Omicron masih terbatas," kata WHO. "Lebih banyak data diperlukan untuk memahami profil keparahan dan bagaimana keparahan dipengaruhi oleh vaksinasi dan kekebalan yang sudah ada sebelumnya."
Sementara di Indonesia, varian Omicron kembali terdeteksi pada Jumat, 17 Desember 2021 sebanyak dua kasus. Dengan tambahan tersebut saat ini telah ada tiga temuan varian Omicron di Indonesia.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi mengatakan dua pasien tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel dari 5 kasus probable Omicron yang baru Kembali dari luar negeri.
“Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet,” kata Nadia, Sabtu (18/12/2021).
Nadia menyebut pasien Omicron pertama terkonfirmasi pada Kamis lalu atas inisial N, seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet Kemayoran.
Temuan ini merupakan hasil pemeriksaan khusus SGTF yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan pada 14 dan 15 Desember lalu.
Baca Juga: Bee Propolis dari Produk Lebah Bisa Menjaga Kebersihan Organ Intim
Baca Juga: Tali Pusat Vital Bagian Kehamilan, Ini Tandanya Bila Janin Terlilit
Kedua pasien terbaru terkonfirmasi Omicron setelah menjalani karantina wajib 10 hari seusai kembali dari luar negeri. Hal ini menunjukan bahwa sistem proteksi pemerintah berjalan dengan baik untuk mencegah penularan dari pendatang dari luar negeri yang terjangkit virus Covid-19. (*)
Source | : | Reuters,Kompas Health,Anadolu Agency |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar