GridHEALTH.id - Mendapatkan vaksin Covid-19 diketahui sangat penting di masa pandemi ini.
Selain mencegah penularan semakin luas, juga bisa meminimalisir keparahan dari infeksi virus Covid-19 itu sendiri.
Dikutip dari nhs.uk (30/3/2021), artikel "Why Vaccination Is Safe and Important" menyebutkan bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.
Itu artinya jika kita disuntik vaksin Covid-19, maka sistem kekebalan tubuh kita akan terlatih dalam melawan Covid-19, sehingga dampak infeksi virus tersebut bisa diminimalisir.
Sayangnya seorang pekerja gereja justru dilaporkan mendapatkan hal yang tidak mengenakan setelah mendapatkan vaksin Covid-19.
Pekerja gereja tersebut berujar bahwa bosnya mengatakan dirinya telah "melawan kehendak Tuhan" lantaran telah mengikuti vaksinasi Covid-19.
Baca Juga: Sosok yang Membawa Masuk Varian Omicron ke Indonesia Terlacak, Yang Menularkan Covid-19 Dipenjara
Dilansir dari The Sun (19/12/2021), wanita bernama Lainie Chait bekerja di sebuah gereja di Australia.
Namun ia harus menerima kenyataan bahwa ia harus kehilangan pekerjaannya setelah beberapa anggota di gereja tempatnya bekerja mengetahui Chait mendapatkan vaksin Covid-19.
Dalam sebuah surat yang diperoleh news.com.au, gereja mengklaim keputusan wanita itu untuk divaksin Covid-19 "bertentangan dengan apa yang dituntut dari kita oleh Tuhan Allah dan Pencipta kita".
Surat itu juga, yang menguraikan pemecatan pekerja, mengecam "apartheid medis yang dipaksakan" dan "tanggapan yang sangat tidak proporsional" terhadap pandemi oleh pemerintah New South Wales.
Baca Juga: Sosok yang Membawa Masuk Varian Omicron ke Indonesia Terlacak, Yang Menularkan Covid-19 Dipenjara
Gereja menambahkan, bahwa "tidak ada anggota komite atau anggota penuh yang dapat diterima jika mereka secara sadar memilih" untuk divaksinasi terhadap Covid-19.
Diketahui, gereja sekaligus klinik kesehatan ini mempromosikan dan menjual pengobatan kesehatan alternatif, menggambarkan kewajiban vaksin sebagai "apartheid medis".
Chait, dari Byron Bay, mengatakan dia terkejut mengetahui dia dikeluarkan dari gereja dan dia mendukung kebebasan memilih dalam keputusan perawatan kesehatan.
"Selama 25 tahun terakhir saya telah mengatakan 'Saya tidak mau, saya tidak perlu pendekatan Barat', tetapi dalam skenario khusus ini saya melakukannya,” terangnya kepada ABC News.
Baca Juga: Inilah Gejala Varian Omicron Yang Berbeda Dengan Varian Covid-19 Lainnya
Dia menuduh gereja memegang standar ganda dengan memilih untuk melayani pelanggan divaksin di pusat-pusat kesehatan tetapi menolak untuk mempekerjakan pekerja yang divaksinasi.
"Tampaknya sangat munafik dan saya pikir ada banyak orang di industri kesehatan yang munafik,” lanjutnya.
“Pelanggan yang datang banyak yang sudah divaksin, kenapa masih melayani pelanggan yang sudah divaksin dan tidak mempekerjakan orang yang sudah divaksin?,” ujarnya.
"Bagian itu yang tidak saya mengerti, dan itulah kemunafikan yang paling membuat saya kesal,” ungkapnya.
Saat ini, dia sedang mengambil tindakan hukum terhadap Gereja Ubuntu setelah dirinya dipecat pada Oktober lalu.
Baca Juga: Inilah Gejala Varian Omicron Yang Berbeda Dengan Varian Covid-19 Lainnya
Kendati demikian Gereja Ubuntu menuduh bahwa Chait ditawari pekerjaan alternatif dengan afiliasi tetapi ditolak.
Sementara itu, Karen Burge, wakil presiden gereja, baru-baru ini mem-posting status di halaman Facebook-nya.
"Anak-anak kami bukan tikus lab,” tulisnya.
"Setiap hari saya mendengar cerita tentang reaksi merugikan dan kematian setelah vaksin, jadi bagaimana kita diharapkan untuk duduk dan membiarkan mereka menusuk anak-anak kita, terutama saat itu masih dalam tahap percobaan?,” tulis statusnya yang lain.
"Seorang juru bicara gereja mengatakan Chait dapat "mencari solusi hukum jika dia mau".
“Kami tidak mendukung apartheid medis pemerintah negara bagian NSW dan kami melihatnya sebagai inkonstitusional dan tidak demokratis dan bertentangan dengan Konstitusi Gereja kami… dan merupakan ancaman signifikan bagi negara ini untuk mempertahankan posisinya sebagai demokrasi perwakilan.,” terangnya.(*)
Baca Juga: Solusi Efektif Melindungi Diri dari Varian Omicron yang Kini Sudah ada di Indonesia
Source | : | NHS,Thesun.co.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar