GridHEALTH.id - Gejala Covid-19, apapapun variannya banyak yang mengatakan hampir sama.
Malah gejala infeksi Covid-19 dengan penyakit pernapasan lainnya, pilek, flu, memang sulit dibedakan.
Jadi untuk mdeteksi gejala infeksi varian Omicron atau bukan memang sulit menerkanya.
Tapi menurut Bruce Patterson, MD, seorang ahli virus dan pendiri perusahaan diagnostik sel IncellDX kepada Deseret News, ada satu gejala yang konsisten di antara semua varian COVID, termasuk Omicron.
“Satu hal yang selalu hadir dengan COVID-19 adalah kelelahan,” jelasnya.
Dan di tengah lonjakan kasus Omicron baru, Patterson mengatakan ada gejala lain yang semakin sering dia temukan.
"Saya melihat banyak sakit kepala," tambahnya.
Kelelahan dan sakit kepala memang bisa menjadi gejala penyakit lain, namun saat Omicron menyebar begitu cepat seperti saat ini, jika mengalami kedua gejala tersebut baiknya melakukan test Covid-19.
Baca Juga: Manfaat Buah Bit untuk Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Mencegah Anemia
Terutama jika tahu telah terpapar dengan seseorang dengan COVID.
Tapi ingat, prihal tes, menurut ahli epidemiologi Abdul El-Sayed, MD, kepada CNN, setelah merasakan gejala infeksi, "Ada baiknya mengisolasi diri dan mendapatkan beberapa tes."
"Jangan melakukan tes segera setelah terpapar. Begitu mendapatkan gejala, baru lakukan tes, dan kemudian tes lagi keesokan harinya. Ini dimaksudkan untuk memastikan saat Anda mengisolasi diri," jelasnya lebih lanjut.
Satu hal yang musti kita ketahui, pada varian Omicron, "Saya belum pernah melihat banyak sesak napas yang luar biasa [dengan Omicron]," papar Patterson.
Patterson pun menyatakan jika gejala COVID lain yang dulu umum tidak mungkin terjadi pada varian tersebut.
Baca Juga: Obat Covid-19 Molnupiravir Sudah Tersedia, Menkes: 'Kita Simpan Dulu'
3 Gejala Klasik Penyakit Infeksi
Menurutnya data dari Studi Gejala COVID Inggris telah menemukan bahwa Omicron tampaknya menunjukkan penyimpangan dari "tiga klasik" gejala COVID-19 yaitu demam, batuk, dan kehilangan penciuman atau perasa.
Hal serupa diungkap oleh peneliti di Norwegia, yang melaporkan 87 kasus yang dikonfirmasi atau kemungkinan, hanya lebih dari setengahnya yang melaporkan demam, 23 persen mengalami kehilangan rasa, dan hanya 12 persen yang mengalami penurunan penciuman.
Joyce Sanchez, MD, spesialis penyakit menular Froedtert & MCW dan direktur Klinik Kesehatan Perjalanan Froedtert & MCW, pun mempunyai pendapat serupa.
"Hilangnya rasa dan bau adalah ciri umum dan pembeda lainnya, meskipun beberapa penelitian menunjukkan mungkin ada lebih sedikit batuk dan hilangnya rasa dan bau dengan varian Delta dibandingkan dengan jenis leluhur."
Jadi jika mengalami gejala tersebut, perlu menjalani tes COVID karena kemungkinan kecil itu merupakan tanda penyakit lain.
Gejala Infeksi Covid-19 Dominan di Indonesia
"Meskipun dengan Omicron, kemungkinan kecil akan kehilangan indra penciuman atau indra perasa, itu sangat spesifik untuk COVID-19," pungkas El-Sayed kepada CNN.
Baca Juga: Ditemukan 71 Penyelewengan Program Vaksinasi Covid-19, Vaksin Covid-19 ada di Marketplace
Sementara itu di Indonesia, dr Siti Nadia Tarmizi gejala paling banyak yang dialami pasien Omicron di Indonesia adalah batuk sebanyak 49% dan pilek 27%.
"Sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49%) dan pilek (27%)," ungkap Nadia.
Nadia mengatakan, saat ini tercatat ada penambahan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia 92 kasus baru per Selasa (4/12/2022).
Dengan penambahan 92 kasus baru tersebut, kini total kasus Omicron di Indonesia menjadi 254 kasus.(*)
Baca Juga: Menurunkan Berat Badan Kurangi Risiko Keparahan Covid-19, Studi
Source | : | Tribunnews-omicron,Liputan6-omicron |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar