GridHEALTH.id – Vaksin Covid-19 bisa didapatkan oleh siapapun, mulai dari lansia, dewasa muda, dewasa, anak-anak, hingga ibu hamil.
Pemberian vaksin Covid-19 bagi ibu hamil masih sering menimbulkan kekhawatiran, pengaruh vaksin terhadap kehamilannya.
Melansir laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, Jumat (14/01/2022), pemberian vaksin Covid-19 kepada ibu hamil lebih banyak memberikan manfaat daripada dampak buruk.
Perlu diketahui, vaksin Covid-19 aman bagi ibu hamil dan tidak meningaktkan risiko keguguran ataupun lahir prematur (sebelum usia kandungan 20 minggu).
Salah satu studi yang dipublikasikan di American Journal Obstetric & Gynecology, bahkan menemukan bahwa antibodi yang didapatkan oleh ibu dari vaksin Covid-19 bisa diturunkan ke pada bayi.
Dipimpin oleh Kathryn J. Gray, MD, PhD, menemukan antibodi yang terbentuk setelah ibu hamil mendapatkan vaksin Covid-19 mRNA, ditemukan di darah tali pusar.
Hal itu menunjukkan kalau vaksinasi Covid-19 yang dijalani oleh ibu hamil tidak hanya melindungi dirinya sendiri, tapi juga bayinya.
Hasil yang hampir sama juga ditemukan dalam sebuah studi lain, yang juga dipublikasikan di American Journal Obstetric & Gynecology – Maternal-Fetal Medicine, dikutip dari NYU Lagone Health, Jumat (14/01/2022).
Studi tersebut dilakukan terhadap 36 bayi yang baru lahir dan ibunya merupakan penerima vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech atau Moderna.
Baca Juga: Nose Sanitizer Penting Dilakukan Karena Omicron Serang Saluran Pernapasan Atas
Hasilnya menunjukkan, bayi-bayi tersebut sudah memiliki antibodi ketika mereka baru dilahirkan.
Dipimpin oleh para peneliti di NYU Grossman School of Medicine, mereka melakukan pengamatan tingkat antibodi tertinggi dalam darah tali pusar ibu yang sudah divaksin penuh, pada separuh trimester kedua.
Hasil penemuan ini memberikan bukti kekebalan yang ditransfer ke neonatus dan berkaitan dengan perlindungan bagi bayi terhadap infeksi selama bulan-bulan pertama kehidupannya.
“Penelitian terus memperkuat pentingnya vaksin selama kehamilan dan kekuatannya untuk melindungi dua kehidupan sekaligus dengan mencegah penyakit parah pada ibu dan bayi,” kata Ashley S. Roman, MD, salah satu peneliti utama dari studi tersebut.
Baca Juga: Karyawan Lion Air di Bandara Soekarno Hatta Suspect Omicron Wafat, Ternyata Terpapar Varian Delta
“Jika bayi bisa dilahirkan dengan antibodi, itu dapat melindungi mereka dalam beberapa bulan pertama kehidupannya, saat mereka paling rentan,” sambungnya.
Dalam studi yang terbaru ini, walaupun sampel yang diamati kecil, tapi ini memberikan kabar yang baik bagi ibu hamil yang akan menerima vaksin Covid-19.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui sebera efektif antibodi yang ada pada bayi baru lahir dan berapa lama perlidungan itu akan bertahan.
Setidaknya hasil studi tersebut dapat menjadi angin segar dan alasan bagi ibu hamil untuk segera mendapatkan vaksin Covid-19.
Baca Juga: T&J: Bagaimana Mengidentifikasi Gejala Omicron vs. Varian Lainnya
Ibu hamil menjadi salah satu kelompok yang berisiko mengalami kondisi yang parah jika terinfeksi Covid-19, dikutip dari Mayo Clinic, Jumat (14/01/2022).
Keparahan ini, dapat membuat ibu hamil harus dirawat di rumah sakit dan mendapatkan perawatan yang intensif.
Mereka yang hamil dan terpapar Covid-19, juga memiliki kemungkinan untuk melahirkan bayi sebelum 37 minggu (prematur) dan meningkatkan risiko keguguran.
Di Indonesia sendiri, vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2021 lalu dan saat ini, menjadi sasaran prioritas vaskin booster.
Vaksin booster bertujuan untuk memperkuat antibodi ibu hamil yang sudah pernah mendapatkan dosis penuh vaksin Covid-19 sebelumnya.
“Penggunaan vaksin pada ibu hamil mengacu pada Surat Edaran Nomor HK.02.01/1/2007/2021 tentang Vaksinasi Covid-19 bagi Ibu Hamil dan Penyesuaian Skrining dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19,’ ujar Maxi Rein Rondonuwu, dikutip dari setkab.go.id, Jumat (14/01/2022).
Berdasarkan surat edaran tersebut, jenis vaksin Covid-19 yang digunakan oleh ibu hamil dengan platform mRNA adalah Pfizer dan Moderna, sedangkan vaksin platform inactivated yakni Sinovac.
Source | : | CDC,Setkab.go.id,NYU Lagone Health |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar