GridHEALTH.id -Ada bayi prematur lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Tapi, tahukah ada bahwa bayi prematur adalah bayi dengan berat badan kurang dari 750 gram, lahir sebelum usia kehamilan 26 minggu, dan cenderung menghabiskan banyak waktu di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Ini yang disebut bayi micro preemie. Bayi prematur mikro memiliki kulit yang sangat tipis, pembuluh darahnya terlihat.
Ketika mereka disimpan di NICU, mereka biasanya membutuhkan bantuan pernapasan. Seringkali ada tabung endotrakeal (tabung ET) yang keluar dari mulut mereka yang akan membantu pernapasan.
Dan beberapa mungkin juga memiliki masker continuous positive airway pressure (CPAP) yang diikatkan di hidung mereka. Jika sistem pencernaan bayi tidak berkembang sepenuhnya, mereka akan diberi makan melalui infus.
Bayi prematur dan bayi micro preemie memiliki stiker di dada, kaki, pergelangan tangan, lengan, dan kaki mereka, dan tekanan darah mereka, tingkat pernapasan, dan kadar oksigen dalam darah dipantau dari waktu ke waktu.
Selain itu, menurut Dr Suresh Birajdar, Neonatologis & Dokter Anak, Rumah Sakit Ibu, Kharghar di India, seperti dikutip dari Hindustan Times (02/03/2022)ada masalah kesehatan tertentu yang sering terlihat pada bayi-bayi ini yang dapat muncul dalam waktu yang lebih singkat atau bahkan lebih lama.
1. Masalah Kesehatan Jangka Pendek
Necrotizing enterocolitis (NEC): Karena sistem pencernaan bayi prematur tidak berkembang sepenuhnya, usus mereka rentan terhadap infeksi.
Jika bayi memiliki NEC maka lapisan usus terinfeksi dan mulai bengkak dan nekrosis. Kondisi ini dapat diatasi melalui obat-obatan dan terkadang operasi seperti yang direkomendasikan oleh dokter.
Perdarahan intraventrikular (IVH): Bayi prematur mikro cenderung memiliki pembuluh darah yang rapuh di otak, yang cenderung mudah pecah.
Oleh karena itu, bayi akan memerlukan pemantauan dengan USG otak secara teratur dan dalam kasus tertentu, mereka mungkin memerlukan pembedahan untuk mengatasi masalah ini.
Sindrom gangguan pernapasan (RDS): Itu berarti mengalami kesulitan bernapas setelah mereka lahir. Sindrom ini dikelola melalui dukungan pernapasan dan obat-obatan seperti surfaktan.
Source | : | American Pregnancy Association,Hindustan Times |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar