Boni menambahkan bahwa mereka tidak menemukan bukti yang meyakinkan untuk mendukung teori bahwa itu adalah rekombinan dari varian SARS-CoV-2 sebelumnya.
Tidak ada bukti bahwa Deltacron telah terjadi meski banyak laporan mengatakan bahwa varian Omicron dan Delta telah digabungkan kembali untuk membuat varian super 'Deltacron'.
Mengenai hal ini, Boni berkata, "Rekombinasi seperti itu sebenarnya mungkin, tetapi saat ini tidak ada bukti bahwa ini telah terjadi."
Beberapa sampel Omicron dalam penelitian ini menunjukkan bukti lemah yang mewarisi materi genetik dari virus Delta.
Bahkan analisis statistik tidak dapat mengesampingkan kemungkinan acak atau kesalahan pengurutan kecil sebagai penyebab sinyal rekombinasi yang aneh ini, catat peneliti.
Jika rekombinasi seperti itu benar-benar terjadi, tidak mungkin untuk mengetahui apa sifat virus tersebut dalam hal kemampuannya untuk menularkan dan/atau menyebabkan penyakit parah, di antara faktor-faktor lainnya, tambah Boni. (*)
Baca Juga: 3 Pengobatan Rumahan Untuk Merawat dan Mengatasi Bibir Kering
Baca Juga: Healthy Move, Latihan Tai Chi Membuat Kebugaran Naik Dua Kali Lipat
Source | : | Anadolu Agency,Reuters Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar