GridHEALTH.id - Fakta terbaru mengenai gejala Omicron kembali terungkap.
Dimana kali penelitian terbaru mengungkap adanya tujuh gejala Omicron yang khas dialami anak-anak usia 8-12 tahun.
Penelitian terbaru tersebut diketahui dilakukan oleh Covid Symptom Study.
Penelitian itu juga merupakan upaya kolaborasi antara King's College London, Rumah Sakit Guy, dan Rumah Sakit St. Thomas.
Dilansir tribunnews dari ibtimes.com (2/2/2022), tujuh gejala Omicron yang khas pada anak-anak antara 8-12 tahun itu diantaranya kelelahan, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, bersin, demam, dan batuk.
Daftar gejala tersebut didasarkan pada hasil awal penelitian yang dilakukan pada ratusan peserta.
Menurut laporan Business Insider, penelitian ini melacak data virus corona melalui aplikasi digital Covid Symptom Study.
"Kebanyakan anak-anak mengalami gejala saluran pernapasan atas, seperti pilek, tanpa memandang usia," kata Kepala Divisi Perawatan Kritis Pediatrik Rumah Sakit Anak Seattle, Dr. John McGuire.
Direktur Program Penelitian Vaksin Vanderbilt, Dr. Buddy Creech juga mengaku paling sering melihat gejala pernapasan dalam gelombang ini.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Booster Aman Untuk Individu Dengan Kondisi Medis Tertentu
Beberapa peserta dalam Covid Symptom Study juga mengembangkan croup atau batuk menggonggong.
Adapun, croup adalah penyakit saluran pernapasan pada anak yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus.
Croup merupakan infeksi umum di antara anak-anak yang membuat mereka terdengar seperti anjing laut yang menggonggong atau anjing setiap kali mereka batuk.
"Kondisi tersebut tampaknya merupakan gejala khusus Omicron," kata Dr. Lisa Saiman, seorang profesor pediatri di Vagelos College of Physicians and Surgeons di Columbia.
Saiman, yang juga seorang ahli epidemiologi di New York-Presbyterian Morgan Stanley Children's Hospital, menambahkan, orang tua tidak perlu khawatir tentang croup karena biasanya dapat sembuh dengan sendirinya.
Sebagian besar anak-anak dalam sampel penelitian sudah divaksinasi, tetapi pola "sangat mirip" juga diamati pada anak-anak yang tidak divaksinasi, menurut Dr. Emma Duncan, seorang profesor medis di King's College London.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Covid Symptom Study mencantumkan lima gejala paling umum yang terdeteksi pada anak usia sekolah yang dinyatakan positif virus corona.
Di antaranya yakni kelelahan, sakit kepala, demam, sakit tenggorokan, dan kehilangan nafsu makan.
Namun terlepas dari itu, penting bagi masyarakat mewaspadai penularan Covid-19 termasuk varian Omicron.
Baca Juga: Menkes: Jangan Kaget Puncak Gelombang Omicron di Indonesia Lebih Besar Dari Varian Delta
Selain mendapatkan vaksin Covid-19 yang ada, masyarakat harus disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).
Terlebih penularan virus corona ini diketahui sangat sulit diprediksi, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.
Menurut penjelasan di laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)
Baca Juga: dr Erlina Burhan Ingatkan Masuk Angin yang Jadi Gejala Omicron Ini
Source | : | Who.int,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar