Sehingga ia mengira kalau itu hanyalah tanda-tanda berakhirnya masa menstruasi atau menopause. Ditambah haidnya sempat berhenti selama dua bulan.
Namun pada Mei 2017, ia mengalami pendarahan hebat, hingga berat badannya turun dan sulit untuk berdiri.
Pasca pemeriksaan di rumah sakit, diketahui dirinya mengidap kanker serviks stadium lanjut.
Kemudian dia pun menjalani pengobatan hingga dinyatakan remisi pada Desember 2017.
Tapi, perjalanan ibu Endang untuk sembuh tak mudah. Karena dia harus menjalani kemoterapii, radiasi luar sebanyak 25 kali, radiasi dalam 4 kali, dan mendapatkan transfusi lebih dari 20 kantung darah.
Sama seperti kebanyakan orang, dia juga merasakan ketidaknyamanan saat harus menjalani kemoterapi.
Hanya saja, dia berusaha tetap tenang dan mencari cara untuk menghilangkan efek mual yang dirasakan setelah pengobatan.
“Memang tiga hari setelah kemoterapi itu mual, enek, tapi berusaha cari cara sendiri, apa sih yang bikin tidak enek. Setiap saya mual, saya nyolek bumbu rujak saja, hilang mual saya.
Mungkin teman-teman yang lagi kemoterapi, cobalah cari cara sendiri, coba-coba misalnya dengan minum air jahe atau makan kurma untuk kurangi mual,” jelas wanita yang merupakan anggota Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC)
Jadi, ayo skrining sekarang juga daripada telat.(*)
Baca Juga: Peluang yang Meningkatkan Risiko Seseorang Mengalami Kanker Tulang
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar