GridHEALTH.id - Untuk mencegah penularan Covid-19 di masa pandemi, masyarakat kini diwajibkan mendapatkan vaksin Covid-19.
Diketahui penyuntikan vaksin Covid-19 masih menjadi salah satu yang efektif dalam mencegah keparahan dan penyebaran penyakit tersebut.
Dijelaskan pada laman nhs.uk (30/3/2021), bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.
Itu artinya jika kita disuntik vaksin Covid-19, maka sistem kekebalan tubuh kita akan terlatih dalam melawan Covid-19 sehingga dampak infeksi virus tersebut bisa diminimalisir.
Namun terlepas dari itu, muncul pertanyaan mengapa vaksin khususnya untuk Covid-19 selalu disuntikan di lengan?
Mengapa tidak di lemak tepat di bawah kulit atau di pembuluh darah?
Dilansir Kompas.com dari ABC News (14/2/2022), ada beberapa alasan yang menjelaskan mengapa vaksin harus disuntikkan ke otot lengan atas.
Berikut penjelasannya:
1. Kekuatan otot
Dr. Joanna Groom, peneliti imunologi di Walter and Eliza Hall Institute, mengatakan, tidak seperti lapisan lemak di bawah kulit, otot memiliki suplai darah yang sangat baik untuk membantu menyebarkan vaksin.
Otot mengandung dan merekrut sel-sel kekebalan yang disebut sel dendritik, yang mengambil antigen dengan cepat dan menempelkannya di permukaannya.
Sel dendritik kemudian bermigrasi ke kelenjar getah bening, yang merupakan tempat pertemuan untuk sistem kekebalan tubuh.
Di kelenjar getah bening, sel dendritik bertemu sel T dan sel B, sel darah putih yang membantu mempertahankan tubuh dari patogen tertentu.
Sebuah sel dendritik akan menunjukkan antigen ke sel T dan B hingga menemukan sel yang mengenali antigen tersebut.
Kemudian, sel memberi mereka sinyal untuk berkembang biak dan, dalam kasus sel B, mulai membuat antibodi.
"Dalam kasus vaksin Covid-19, amplifikasi itu berarti mereka dapat memblokir protein lonjakan SARS-CoV-2 sehingga virus tidak bisa lagi masuk ke dalam sel," jelas Dr. Groom.
2. Lebih aman
Otot memiliki sedikit jaringan Goldilocks untuk membagikan vaksin ke sel-sel kekebalan tubuh dengan tidak terlalu lambat, tetapi juga tidak terlalu cepat.
Baca Juga: Kelebihan Vaksin Booster Berbayar Sinopharm dengan Skema Gotong Royong
Selain menyediakan kumpulan sel dendritik yang siap pakai, otot bertindak sebagai "deposit" sehingga vaksin dapat bertahan beberapa saat dan digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Dengan demikian, Dr. Groom mengatakan, cara ini diperkirakan menghasilkan aktivasi sistem kekebalan yang maksimal. Sementara itu, vaksin yang disuntikkan langsung ke aliran darah rentan hancur.
"Ada sel-sel kekebalan nonspesifik lain yang dapat membersihkan vaksin dan menurunkannya sebelum memiliki kesempatan untuk mencapai kelenjar getah bening," kata Dr. Groom.
"Oleh sebah itu, vaksin tidak memiliki kesempatan untuk membagikan informasi ini dengan sel B dan T."
3. Efek samping yang lebih ringan
Selain lebih mudah dilakukan, menyuntikkan vaksin ke otot juga memiliki sedikit efek samping yang parah.
Secara keseluruhan, menyuntikkan vaksin ke otot menyebabkan peradangan lebih sedikit daripada vaksin di pembuluh darah.
Sebagian besar vaksin terdiri dari dua bagian, yakni bagian antigen spesifik virus dan zat yang menciptakan respons imun yang lebih kuat yang disebut adjuvant.
"Adjuvant terkadang dapat menyebabkan peradangan secara keseluruhan, lebih melalui rute intravena daripada ketika berada di jaringan," jelas Dr. Groom.
"Otot membantu melokalisasi setiap reaksi merugikan dan meminimalkannya, jadi lebih aman."
Dr. Groom mengatakan, efek samping umum dari vaksinasi intramuskular mungkin benar-benar menyakitkan selama beberapa hari, namun ini adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh melakukan tugas yang seharusnya.(*)
Source | : | NHS,Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar