Alternatif lainnya adalah mencoba minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) yakni minyak kelapa murni yang diproses dan disaring lebih lama.
VCO diduga sedikit lebih baik karena mengurangi efek bahayanya dibanding minyak kelapa olahan, meski komposisi asam lemaknya mirip.
Melansir repository.ipb.ac.id pada artilkel Kajian HACCP pada Industri Minyak Kelapa Murni (2005), diketahui, minyak kelapa mumi merupakan minyak kelapa yang diperoleh dari daging kelapa segar (non kopra) melalui proses dengan penggunaan panas minimal dan tanpa proses pemumian kimiawi.
Kandungan asam lauratnya yang sangat tinggi (45-50%) merupakan nilai tambah minyak kelapa murni.
Minyak kelapa murni banyak digunakan sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika.
Penggunaan minyak kelapa murni yang dikonsumsi secara langsung tanpa perlakuan pemasakan terlebih dahulu, serta adanya tuntutan pasar terhadap produk yang bermutu dan aman dikonsumsi menyebabkan perlunya penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan pada produk minyak kelapa murni.
Hasil kajian menunjukkan bahwa bahan baku dan proses pembuatan minyak kelapa murni memiliki bahaya fisik yang berupa cemaran logam, kotoran-kotoran seperti tanah dan pasir; dan mikrobia terutama yang berasal dari manu$ia (Salmonella sp, Streptococcus aureus dan Escherichia cali).
Kondisi di atas menuntut agroindustri minyak kelapa murni untuk menerapkan HACCP untuk menjamin kualitas, mutu, dan keamanan pangan produknya.
Satu hal yangharus kita ingat sebagai konsumen cerdas minyak goreng, apapun yang kita pilih sebisa mungkin batasi konsumsi minyak dan lemak dalam sehari.
Apalagi jika Anda memiliki kebutuhan khusus, misalnya menderita penyakit asam lambung naik.(*)
Baca Juga: Healthy Move, Pentingnya Tes Kebugaran Sebelum Memulai Olahraga Rutin
Source | : | Gizi.id-Minyak goreng,IPB-minyak goreng |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar