Prof. Aru Sudoyo juga menyoroti bahwa perusahaan asuransi perlu membantu meningkatkan pemahaman umum tentang kanker dan kesadaran akan pilihan pengobatan, termasuk di daerah terpencil dimana sikap terhadap pengobatan tradisional masih banyak ditemukan.
Perusahaan asuransi juga berkontribusi positif terhadap tugas penting memberikan informasi kepada dokter tentang jenis-jenis perawatan baru yang tersedia.
“Mengatasi kanker dan membangun kesadaran masyarakat berjalan seiring – dan di sinilah asuransi swasta masuk,” Prof. Aru Sudoyo menegaskan.
Susatyo P. Widodo, ANZIIF (assoc) CIP, APAI, CFP, IFP, AEPP, QWP, dari Willis Re Indonesia menjelaskan, “Literasi aspek finansial dari perawatan kanker sangatlah penting agar dapat mengurangi dampak finansial secara negatif dari diagnosis maupun perawatan kanker ketika seseorang terkena penyakit tersebut.”
Sementara itu Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Hematologi Onkologi Medik, dr. Ronald A. Hukom, SpPD-KHOM, MHSc, FINASIM mengatakan bahwa meski sudah ada layanan BPJS, namun masih ada data dari perusahaan asuransi kesehatan dan keprihatinan Menteri Kesehatan yang menyebutkan bahwa pasien dari Indonesia menghabiskan Rp161 triliun setiap tahun untuk berobat ke luar negeri.
"Bila 3%-5% dari dana berobat ke luar negeri itu digunakan untuk membangun beberapa pusat pengobatan kanker di dalam negeri, dengan standar internasional seperti di Amerika, Australia atau Singapura, maka kita bisa mencegah triliunan rupiah dibawa pergi keluar negeri."
Lebih lanjut dr. Ronald A. Hukom, SpPD-KHOM menjelaskan bahwa di Indonesia sudah lebih daripada mampu untuk membantu diagnosis maupun pengobatan pasien kanker.
Selama pandemi Covid-19, banyak pasien Indonesia yang biasanya berobat ke luar negeri mengharuskan mereka untuk berobat di dalam negeri, yang menyadarkan bahwa beberapa rumah sakit di Indonesia juga sudah mampu untuk menangani pengobatan kanker dengan baik, sehingga pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pengobatan seterusnya di Indonesia. (*)
Baca Juga: 7 Perubahan Gaya Hidup yang Harus Dilakukan Setelah Serangan Jantung
Baca Juga: Penyandang Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 Perlu Segera Vaksin Booster, Ini Prosedurnya
Source | : | Virtual Media Briefing |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar