Penyebab dari kondsii ini cukup beragam, mulai dari bakteri, virus, ataupun parasit. Meski umum, tapi diare pada anak-anak tidak boleh disepelekan.
Anak yang mengalami diare berisiko dehidrasi. Dehidrasi sedang atau berat dapat memberikan tekanan pada paru-paru.
Dalam kasus terburuk, dehidrasi akibat diare bisa menyebabkan anak syok, kondisi yang mengancam jiwa.
3. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang ditularkan oleh nyamuk anopheles betina. Pada sebagian orang penyakit ini hanya bergejala ringan, tapi bisa berat bagi yang lainnya.
Dilansir dari unicef.org, malaria menjadi penyakit infeksi yang cukup mematikan bagi anak-anak berusia 1 bulan hingga 5 tahun.
Pada 2019 lalu tercatat sekitar 274 ribu anak usia di bawah 5 tahun meninggal dunia akibat penyakit infeksi ini.
4. Tuberkulosis (TB)
Penyakit infeksi berkelanjutan yang disebabkan oleh bakteri. Biasanya menginfeksi paru-paru, tetapi juga bisa menyerang organ tubuh lain seperti ginjal, tulng belakang, atau otak.
Gejala yang dialami oleh anak-anak dengan TB yakni demam, berat badan turun, pertumbuhan yang kurang baik, batuk-batuk, meriang, dan pembengkakan getah bening.
5. Meningitis
Penyakit infeksi yang menyebabkan pembengkakan (peradangan) pada selaput tipis di otak dan sumsum tulang belakang. Ini bisa disebabkan oleh bakteri ataupun virus.
Anak-anak dengan meningitis bakterial biasanya mengalami kondisi yang lebih aprah dan berisiko mengakibatkan komplikasi jangka panjang.
Beberapa anak mungkin akan mengalami komplikasi seperti kejang, kerusakan otak, gangguan pendengaran, dan kecacatan. Bahkan penyakit infeksi ini bisa menyebabkan kematian.(*)
Baca Juga: Percepatan Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun Didukung Kelompok Swasta
Source | : | unicef.org,Cedars-sinai.org,Children's Hospital & Medicinie |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar