GridHEALTH.id - “Gangguan pendengaran mungkin merupakan komplikasi diabetes yang kurang dikenali. Karena diabetes menjadi lebih umum, penyakit ini dapat menjadi kontributor yang lebih signifikan terhadap gangguan pendengaran,” kata penulis senior Catherine Cowie, Ph.D., dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), yang menyarankan agar penyandang diabetes harus mempertimbangkan untuk melakukan tes pendengaran.
"Studi kami menemukan hubungan yang kuat dan konsisten antara gangguan pendengaran dan diabetes menggunakan sejumlah hasil yang berbeda."
Gangguan pendengaran sekitar dua kali lebih umum pada penyandang diabetes lansia dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki penyakit, menurut sebuah studi baru yang didanai oleh National Institutes of Health (NIH).
Para peneliti menemukan tingkat gangguan pendengaran yang lebih tinggi pada mereka yang menyandang diabetes setelah menganalisis hasil tes pendengaran yang diberikan kepada sampel orang dewasa yang representatif secara nasional di Amerika Serikat.
Tes tersebut mengukur kemampuan peserta untuk mendengar suara frekuensi rendah, sedang, dan tinggi di kedua telinga.
Hubungan antara diabetes dan gangguan pendengaran terlihat jelas di semua frekuensi, dengan hubungan yang lebih kuat dalam rentang frekuensi tinggi.
Gangguan pendengaran ringan atau lebih besar dari suara frekuensi rendah atau menengah di telinga yang lebih buruk adalah sekitar 21% pada 399 orang dewasa dengan diabetes dibandingkan dengan sekitar 9 % pada 4.741 orang dewasa tanpa diabetes.
Untuk suara frekuensi tinggi, gangguan pendengaran ringan atau lebih besar di telinga yang lebih buruk adalah 54% pada mereka yang menderita diabetes dibandingkan dengan 32% pada mereka yang tidak memiliki penyakit tersebut.
Orang dewasa dengan pradiabetes, yang glukosa darahnya lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk diagnosis diabetes, memiliki tingkat gangguan pendengaran 30% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka dengan gula darah normal yang diuji setelah puasa semalaman.
Baca Juga: Respons Imunitas Tubuh Yang Buruk Mengganggu Penyembuhan Luka Diabetes, Studi
Baca Juga: Suplemen Peningkat Kekebalan Tubuh Tidak Mengurangi Risiko Meninggal Karena Covid-19, Studi
Studi tersebut, yang dipublikasikan awal secara online 17 Juni 2018, dalam Annals of Internal Medicine, dilakukan oleh para peneliti dari NIDDK, Institut Nasional untuk Ketulian dan Gangguan Komunikasi Lainnya (NIDCD/National Institute on Deafness and Other Communication Disorders), komponen NIH, dan Sistem Sosial & Ilmiah, Inc., yang memberikan dukungan tentang topik kesehatan masyarakat kepada NIH dan lembaga pemerintah lainnya.
Source | : | National Institute of Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar