Orang-orang seperti itu berhenti pergi keluar atau mengemudi sendirian. Gejala-gejala ini mungkin muncul ketika ada masalah kardiofobia yaitu pusing, detak jantung cepat, masalah hipertensi, berkeringat, pingsan dan menggigil.
Bahkan setelah semua tes dinyatakan oke, tetapi seseorang masih merasa memiliki penyakit jantung, maka itu bisa menjadi gejala kardiofobia.
Seseorang yang menjadi korban kardiofobia sering kali tidak tahu penyebab pastinya, karena memang sulit untuk mengetahui penyebab pasti dari jenis fobia ini.
Tetapi dokter Shukla menduga, ada beberapa alasan yang mendasarinya;
- Tidak ada penyebab tunggal kardiofobia, diyakini dapat memiliki banyak penyebab.
- Mungkin karena beberapa kejadian di masa kecil, rasa takut akan serangan jantung telah muncul di benak sejak dini.
- Bahkan jika gejala seperti itu terlihat pada seseorang yang dikenal, dia masih bisa takut akan penyakit jantung.
"Orang-orang seperti ini terus mencari tanda-tanda jantung di tubuh mereka. Ketika Anda memiliki masalah kecemasan, Anda mulai mendapatkan gejala-gejala ini lebih banyak dan karena peningkatan kecemasan, detak jantung meningkat, maka mungkin ada masalah berkeringat atau peningkatan detak jantung."
Baca Juga: 6 Cara Cerdas Mengontrol Asupan Kalori Untuk Mencegah Obesitas
Dokter Shukla menyarankan agar menemui psikolog untuk perawatan kardiofobia.
"Untuk memastikan kesehatan jantung yang baik, Anda bisa melakukan pemeriksaan dua kali setahun, sehingga Anda juga tidak akan takut terkena penyakit jantung.
Anda harus mengambil bantuan latihan pernapasan dalam dan meditasi setiap hari. Jika Anda adalah pasien hipertensi maka Anda harus meminta bantuan seorang ahli untuk meditasi.
Anda mungkin harus memadukan obat-obatan, terapi, konseling, dan lainnya dalam perawatan medis. Ini akan mengurangi kecemasan Anda."(*)
Source | : | WebMD,Indian Times |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar