GridHEALTH.id - Tubuh pendek memang menjadi salah satu gejala stunting.
Namun, tidak semua anak yang bertubuh pendek berarti mengalami stunting. Terdapat perbedaan antara stunting dengan stuned (berperawakan pendek).
Dilansir dari laman Ruang Guru PAUD Kemendikbd Ristek, Sabtu (05/03/2022), stunting merupakan gangguan pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi di 1000 hari pertama kehidupan.
Asupan gizi yang kurang sejak masih berada dalam kandungan, dapat menyebabkan pertumbuhan otak dan organ-organ tubuh anak terganggu.
Kondisi seperti ini, dapat menyulitkan kehidupan anak kelak saat sudah dewasa.
Sedangkan anak berperawakan pendek atau stunted, belum tentu mengalami gagal tumbuh.
Pasalnya, pertumbuhan fisik dan mental mereka normal. Hanya saja, tinggi badannya yang kurang dari rata-rata anak seusianya.
Anak yang bertumbuh pendek juga tidak mengalami penurunan degeneratif atau fungsi otak dan lama-kelamaan, tinggi badannya bisa menyusul temannya.
"Stunted (pendek) itu yang diukur, di Indonesia masih menggunakan stunted. Sedangkan yang namanya stunting itu ada ikutan-ikutannya, ada sebab akibatnya maka dikatakan stunting dan bisa dikoreksi dalam 1000 hari kehidupan pertama karena potential growth tercipta di 1000 hari kehidupan pertama," kata Kepala BKKBN, Dr (H.C), dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K).
Baca Juga: Cegah Stunting Sejak Kehamilan, Ini 5 Hal yang Bisa Ibu Lakukan
Orangtua juga perlu paham, penyebab stunting dan stunted pun juga berbeda.
Selain karena kekurangan gizi saat masih dalam kandungan atau ketika masa MPASI, terdapat beberapa pemicu lain terjadinya stunting.
Source | : | Healthline,paudpedia.kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar