GridHEALTH.id - Diare jadi salah satu masalah dalam kehamilan yang sering dialami oleh ibu.
Secara umum, diare didefinisikan sebagai kondisi buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dilansir dari American Pregnancy Association, Sabtu (12/03/2022).
Diare pada ibu hamil disebabkan oleh empat hal, seperti berikut ini.
1. Perubahan pola makan yang terjadi pada awal kehamilan, sehingga perut perlu beradaptasi dan terjadi diare.
2. Saat hamil, ibu menjadi lebih sensitif terhadap makanan tertentu.
3. Perubahan hormon yang terjadi saat hamil, dapat menyebabkan saluran pencernaan lebih lambat.
Sehingga lama-kelamaan, dapat menyebabkan diare pada awal kehamilan.
4. Infeksi bakteri atau virus.
Diare pada ibu hamil yang dibiarkan terlalu lama, dapat menyebabkan dehidrasi.
Baca Juga: Digunakan Sejak Zaman Dulu, Daun Jambu Biji Untuk Mengatasi Diare
Disarankan ibu untuk segera menghubungi dokter, jika diare tidak reda lebih dari 2 sampai 3 hari.
Ini karena, dehidrasi parah akibat diare dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan.
Dilansir dari Healthline, Sabtu (12/03/2022), gejala dehidrasi yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil meliputi:
- Urin yang berwarna kuning gelap
- Mulut kering dan terasa lengket
- Sering merasa haus
- Jarang buang air kecil
- Kepala pusing
Jika tidak ingin hal itu terjadi, ibu hamil perlu segera mengobati diare saat gejala pertamanya muncul.
Baca Juga: 5 Penyakit Infkesi yang Berisiko Bagi Ibu Hamil dan Cara Mencegahnya
Namun, ibu hamil tidak bisa sembarangan mengonsumsi obat diare, dikhawatirkan dapat membahayakan kandungan.
Berikut obat diare untuk ibu hamil
Melansir Baby Center, Sabtu (12/03/2022), daftar obat diare yang yang dianggap aman bagi ibu hamil di antaranya jenis Kaopectate atau loperamide (Imodium).
1. Kaopectate
Ini adalah obat diare untuk meredakan mulas dan sakit perut. Bekerja dengan cara mengurangi aliran cairan dan elektrolit ke dalam usus, mengurangi peradangan di dalam usus, dan membunuh organisme penyebab diare.
2. Loperamide
Loperamide merupakan obat yang biasanya digunakan untuk memperpendek durasi diare. Perlu diketahui, obat ini umumnya diresepkan untuk mengobati daire jangka panjang karena sindrom usus besar atau membantu pencernaan pada orang yang ususnya sudah diangkat.
Walaupun dianggap memiliki risiko yang lebih rendah pada kehamilan, konsusmi obat diare ini juga perlu mendapatkan pengawasan dari dokter.
Karena dalam beberapa kondisi, obat yang diminum malah dapat membuat diare menjadi lebih parah.(*)
Baca Juga: Ibu Hamil Dengan 6 Kondisi Ini Berisiko Mengalami Ketuban Pecah Dini Prematur
Source | : | Healthline,American Pragnancy Association,Baby Center |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar