GridHEALTH.id - Pada Januri 2022, pemerintah telah memprediksi akan ada puncak Omicron di Indonesia.
Pemerintah memperkirakan puncak infeksi varian Omicron terjadi pada Februari atau Maret.
Saat itu mengenai hal tersebut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, “Indonesia pertama kali kita teridentifikasi (varian Omicron) adalah pertengahan Desember, tapi kasus kita mulai naiknya di awal Januari. Nah, antara 35-65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat,” ujar Menkes dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo secara virtual, Minggu (16/01/2022).
Tapi ada berita mengejutkan dari tim Satgas Covid-19 Pusat.
Di awal Maret 2022 ini juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini Indonesia telah melewati puncak Covid-19 varian Omicron yang terjadi pada 20 Februari 2022 lalu.
Dan kini, kasus positif mulai menunjukkan penurunan.
“Setelah melewati puncak Omicron pada tanggal 20 Februari lalu, saat ini kasus positif Covid-19 terus menunjukkan penurunan. Karakteristik gelombang Omicron yang dialami oleh sebagian besar negara di dunia, dimana jumlah kasus cepat naik namun turun dalam waktu yang relatif singkat, hal ini ternyata juga dialami oleh Indonesia,” kata Wiku saat Konferensi Pers secara virtual, Selasa (8/3/2022).
Menurut Prof. Wiku, dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan kemarin, kasus Covid-19 mingguan meningkat sangat tajam menjadi hampir 400.000 kasus.
“Saat ini, hanya berselang dua minggu kita berhasil menurunkan kasus hampir setengahnya menjadi 200.000 kasus,” jelasnya.
Baca Juga: Berani Mencoba Posisi Baru, Cara Seks di Usia Lansia Tetap Membara!
“Tentunya angka ini masih tinggi dan masih menjadi tugas kita bersama untuk menurunkannya menjadi seperti sebelum puncak yang hanya berkisar 1.000 kasus dalam satu minggu,” kata Wiku.
Puncak Omicron Terlewati tetap Hati-hati
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar