GridHEALTH.id - Saat seseorang sakit dan ke dokter, tentu pulangnya diresepkan obat untuk diminum di rumah.
Tapi ingat, tidak setiap sakit yang diderita butuh obat.
Karenanya jangan paksa dokter untuk meresepkan obat saat kita memeriksakan diri ke dokter. Apalagi request obat tertentu yang kita inginkan.
Dokter akan memberikan obat jika dianggap pasien perlu mendapatkan obat, dan obat apa yang akan diresepkan tergantung dari hasil pemeriksaan dan diagnosa.
Nah, andai kata kita diresepkan obat oleh dokter beli obat di apotik resmi dan dalam pengawasan Apoteker.
Setelah mendapatkan obat, pastikan minum obat sesuai dosis yang dianjurkan dan pesan-pesan yang disampaikan dokter di ruang periksa.
Selain itu, sebagai konsumen kesehatan cerdas wajib tahu cara minum obat yang tepat.
Cara minum obat harus tepat, jika tidak manfaat didapat tidak optimal.
Menurut apt.Wildan Salsabila, S.Farm, Apoteker RS Jogja International Hospital (JIH), dalam artikel yang dilansir dari laman rs-jih.co.id (28/6/2021), efek terapi yang maksimal dari obat yang diminum dapat dicapai jika obat dikonsumsi dengan tepat.
Baca Juga: Dilarang Memasukan Makanan dan Minuman Panas ke Kulkas, Ini Risikonya
Salah satu cara minum obat yang harus kita perhatikan baik-baik, ini point pertama, adalah waktu minum obat.
Waktu minum obat yang tepat harus memperhatikan beberapa hal, seperti kosong atau isinya lambung, makanan apa yang sebaiknya tidak dikonsumsi sebelumnya, atau menyesuaikan dengan kondisi metabolism tubuh yang sesuai dengan cara kerja obat.
Oleh karena itu ketika kita menerima obat dari fasilitas kesehatan, waktu minum obat juga dituliskan secara jelas; sebelum makan, sesudah makan, atau bersama makanan.
Lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut ini.
Obat diminum setelah makan
Sebagian besar obat diminum setelah makan karena penyerapan obat akan meningkat bila terdapat makanan di dalam saluran cerna, serta untuk meminimalisir potensi efek samping seperti iritasi lambung.
Makanan yang dimaksud d isini tidak harus makanan atau nasi berporsi besar, namun dapat berupa roti dalam porsi kecil atau makanan-makanan ringan lainnya.
Istilah “setelah makan” berlaku kurang lebih sampai satu jam setelah makan.
Obat jenis ini jangan dikonsumsi lebih dari dua jam setelah makan, karena setelah dua jam, makanan sudah selesai diolah di lambung sehingga lambung akan kosong.
Baca Juga: Hilangnya Nafsu Makan dan Demam Pada Lansia Bisa Berarti DBD
Obat diminum sebelum makan
Sebagian obat justru akan berkurang efeknya jika dikonsumsi bersama makanan.
Adanya makanan justru akan mengurangi kemampuan tubuh menyerap obat tersebut sehingga manfaatnya justru berkurang.
Jika kita menerima obat jenis ini, obat dapat diminum dengan jeda minimal dua jam setelah makan yang terakhir untuk memastikan lambung kita sudah kosong, dan sekitar 30 – 60 menit sebelum waktu makan berikutnya.
Ssupaya lambung dapat menyerap obat terlebih dahulu.
Obat diminum saat makan
Obat jenis ini diminum segera setelah makan tanpa ada jeda waktu atau bisa diminum di pertengahan makan.
Obat-obat diabetes biasanya diminum saat makan atau segera setelah makan.
Jika dikonsumsi dengan jarak yang lama dengan waktu makan, dikhawatirkan kadar gula darah akan sangat rendah dan terjadi keadaan hipoglikemia yang berbahaya.
Baca Juga: Cokelat Hitam Ampuh Atasi Ejakulasi Dini, Bisa Jadi Viagra Alami
Pembagian waktu yang tepat minum obat
Jika kita menerima obat dengan aturan minum tiga kali sehari, dua kali sehari, atau empat kali sehari, sebaiknya kita menggunakan patokan jam untuk menentukan waktu minum berikutnya.
Sehingga pembagian waktu minum obat tidak sekadar dibagi menjadi waktu obat pagi, siang, atau malam, tetapi berdasar jeda waktu sesuai hitungan jam.
Misalnya obat tiga kali sehari, artinya kita minum obat tesebut setiap 8 jam sekali.
Obat dua kali sehari diminum setiap 12 jam, dan seterusnya.
Dengan demikian, waktu minum obat dapat lebih spesifik dan kadar obat di dalam tubuh dapat terjaga.
Pentingnya minum obat tepat waktu
Supaya bisa memberikan efek, obat harus mencapai kadar tertentu di dalam tubuh.
Kadar tersebut berbeda-beda antara satu obat dengan obat yang lainnya dan dapat dicapai jika obat diminum tepat waktu dan kontinyu, sehingga kadar obat di dalam tubuh dapat stabil dalam dosis yang ditentukan.
Baca Juga: 4 Cara Meredakan Sakit Perut Gejala Covid-19 Varian Omicron yang Dianjurkan
Jangan lupa, Tanya Obat? Tanya Apoteker!(*)
Source | : | RS-JIH-obat |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar