GridHEALTH.id - Kasus kematian akibat Covid-19 pada anak balita biasanya dikarenakan pasien memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Misalnya seperti kelainan jantung, kelainan imunitas serta umumnya kanker.
Demikian yang dikatakan Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, dilansir dari Kompas.com (22/2/2022).
Nadia meminta, seluruh anggota keluarga untuk mewaspadai penularan varian Omicron mengingat penularannya lebih cepat dan tidak bergejala.
"Sehingga varian ini bisa mempercepat terjadinya klaster keluarga," ucap dia.
Sebelumnya Nadia mengatakan, jumlah kematian anak usia di bawah lima tahun (balita) akibat Covid-19 varian Omicron berkisar 3% dari total 1.090 pasien yang meninggal di Indonesia.
"Sebanyak tiga persen yang meninggal akibat Omicron adalah balita usia 0-5 tahun," ujarnya.
Nadia mengatakan, 3 % atau setara 33 jiwa pasien itu merupakan hasil rekapitulasi kasus yang dihimpun Kemenkes RI pada 13 Februari.
Ia mengatakan, upaya yang dapat melindungi anak balita dari risiko kesakitan bahkan kematian akibat Covid-19 bisa dilakukan keluarga dan orang sekitarnya.
Baca Juga: Cara Komorbid Memperparah Kondisi Pasien Covid-19, Dari Penyakit Jantung Hingga Diabetes Melitus
Mulai dengan mendapatkan vaksin Covid-19 serta menjalankan protokol kesehatan (prokes) yang disiplin.
"Kembali kami mengimbau masyarakat, termasuk anak-anak dan kelompok lanjut usia, untuk segera melengkapi vaksinasi," kata dia.
Vaksin Covid-19 sendiri diketahui sampai saat ini masih menjadi salah satu yang efektif dalam mencegah keparahan dan penyebaran penyakit tersebut.
Menurut laman nhs.uk (30/3/2021), bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.
Itu artinya jika kita disuntik vaksin Covid-19, maka sistem kekebalan tubuh kita akan terlatih dalam melawan Covid-19 sehingga dampak infeksi virus tersebut bisa diminimalisir.
Baca Juga: Son of Omicron Bisa Membuat Ledakan Baru di Indonesia, Sulit Dideteksi Oleh SGTF Sekalipun
Sementara itu, penularan Covid-19 sampai saat ini sangat sulit diprediksi, siapa pun dapat tertular.
Menurut laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan selain mendapatkan vaksin Covid-19 lengkap.(*)
Baca Juga: Maksa Pulang ke Rumah Saat Dirawat, Pasien Covid-19 di Solo Meninggal, 1-16 Februari ada 9 Kasus
Source | : | NHS,Who.int,Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar