GridHEALTH.id - Kolesterol adalah zat lilin yang ada dalam darah. Ini adalah zat penting bagi tubuh untuk membangun sel-sel yang sehat.
Tetapi kadarnya yang tinggi dapat menempatkan kita pada risiko penyakit jantung. Ini dapat menyebabkan timbunan lemak di pembuluh darah yang membatasi aliran darah melalui arteri.
Jika endapan ini pecah dan membentuk gumpalan, dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke. Kolesterol tinggi dapat diturunkan tetapi sulit dilakukan karena ini adalah hasil dari gaya hidup yang tidak sehat.
Banyak orang memiliki riwayat keluarga kolesterol tinggi dalam darah. Ini disebut hiperkolesterolemia familial.
Para ahli selalu merekomendasikan bahwa orang-orang seperti itu harus mengurangi asupan lemak jenuh untuk mengontrol kadar kolesterol mereka dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Bahkan lembaga dan organisasi terkenal seperti American Heart Association menyarankan agar orang-orang seperti itu menghindari makan makanan seperti daging berlemak, telur, dan keju.
Menurut pedoman tersebut, bahkan minyak kelapa tidak aman untuk orang yang berisiko hiperkolesterolemia.
Tapi sekarang, menurut sebuah studi baru di University of South Florida, tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa diet tinggi lemak jenuh menyebabkan tingginya kadar kolesterol jahat.
Sebuah tim ahli internasional tentang penyakit jantung dan diet, termasuk lima ahli jantung yang meninjau pedoman diet untuk orang-orang dengan hiperkolesterolemia familial mengatakan mereka tidak dapat menemukan pembenaran bagi para ahli kesehatan untuk merekomendasikan diet rendah lemak jenuh. Jurnal BMJ, menerbitkan penelitian ini.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Awam Terkait Kolesterol, Termasuk Kapan Perlu Tes
Baca Juga: Healthy Move, 3 Latihan Mudah Untuk Melatih Keseimbangan Tubuh
Hiperkolesterolemia familial adalah kelainan genetik yang menyebabkan orang memiliki kadar kolesterol dua sampai empat kali lebih tinggi dari rata-rata orang.
Hiperkolesterolemia adalah bentuk hiperlipidemia, lipid darah tinggi dan peningkatan kadar lipoprotein dalam darah.
Para peneliti mengatakan bahwa selama 80 tahun terakhir, orang dengan hiperkolesterolemia familial telah diberitahu untuk menurunkan kolesterol mereka dengan diet rendah lemak jenuh.
Tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa diet yang lebih 'sehat jantung' adalah yang rendah gula, bukan lemak jenuh. Diet rendah karbohidrat paling cocok untuk orang yang berisiko penyakit jantung
Menurut peneliti, mengikuti diet rendah karbohidrat paling efektif untuk orang dengan peningkatan risiko penyakit jantung, seperti mereka yang kelebihan berat badan, hipertensi dan diabetes.
Temuan mereka konsisten dengan makalah lain yang baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology.
Tidak ada bukti untuk mendukung klaim bahwa diet tinggi lemak jenuh menyebabkan tingginya kadar kolesterol jahat.
Studi ini juga memberikan bukti kuat bahwa makanan yang meningkatkan gula darah, seperti roti, kentang dan permen, harus diminimalkan, daripada minyak tropis dan makanan hewani.
Meski demikian, sebagian besar daging dengan lemak di atasnya yang dikatakan sebagai lemak jenuh, sebaiknya juga dikurangi.
Baca Juga: Minum Kopi Memang Banyak Manfaatnya Bila Tidak Lakukan 3 Kesalahan Ini
Baca Juga: Penyebab Paling Sering Berbagai Tipe Diabetes yang Perlu Diketahui
Beberapa minyak yang tinggi lemak jenuh adalah minyak kelapa dan minyak sawit. Produk susu seperti keju, es krim, dan mentega juga mengandung lemak jenuh tingkat tinggi.
Para ahli percaya bahwa lemak tak jenuh adalah alternatif yang lebih lebih sehat. Kita bisa mendapatkannya dari buah zaitun dan minyak zaitun, selai kacang dan minyak kacang tanah, minyak bunga matahari, alpukat, dan minyak alpukat.
Ikan berlemak seperti salmon dan mackerel juga merupakan sumber lemak tak jenuh yang baik. Anda juga bisa memasukkan semua kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti almond, kacang tanah, kacang mete, dan biji wijen untuk diet. Mereka juga mengandung lemak tak jenuh atau sehat. (*)
Source | : | British Medical Journal,Journal of American College of Cardiology |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar