Jadi dengan adanya pembatasan makan, yang terjadi pada kita yang menjalankan puasa Ramadan satu bulan penuh, berat badan akan turun, kolesterol akan turun, kadar gula darah juga menjadi lebih terkontrol.
Selain itu adanya puasa sepanjang hari selama satu bulan penuh membuat kita mengurangi konsumsi camilan yang tidak sehat seperti coklat, keju, lemak.
Juga mengurangi makanan yang manis dan asin yang belum tentu sehat bagi tubuh kita.
Bagi perokok, merokok pun akan berkurang kareba puasa Ramadan.
Sehingga puasa membuat orang sehat menjadi tambah sehat dan orang dengan penyakit kronis (Hipertensi, Kencing Manis, Kegemukan dan kolesterol tinggi) akan membuat penyakit menjadi lebih baik dan terkontrol.
Tentu kondisi sehat yang kita harapkan ini tidak akan tercapai kalau dalam berpuasa ini kita melakukan budaya balas dendam saat berbuka.
Misalnya, menggandakan makan siang bersama makan malam.
Jika ini yang dilakukan, tujuan pembatasan makan dan pembatasan kalori tidak tercapai.
Ketahuilah, membatasi asupan kalori dengan cara berpuasa ini sering disebut sebagai intermittent fasting.
Intermitent fasting dihubungkan dengan terjadinya peningkatan daya tahun tubuh orang-orang yang berpuasa.
“Kita berharap jika memang sudah terjadwal vaksinasi di bulan Ramadan berharap sistim antibodi yang terbentuk akan lebih baik. Vaksin sendiri karena berbentuk obat yang disuntikan ke dalam tubuh tidak membatalkan puasa, tetapi memang sebaiknya untuk masyarakat yang sedang berpuasa Ramadan sebaiknya mendapat vaksinasinya pada malam hari,” tambahnya.
Puasa Untuk Penderita Maag
Source | : | FKUI-puasa |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar