Kelebihan produksi radikal bebas akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif yang dapat membawa kerusakan mulai tingkat sel.
Berbagai penyakit yang telah diteliti dan diduga kuat berkaitan dengan aktivitas radikal bebas mencakup lebih dari 50.
Namun di antaranya adalah penuaan dini, stroke, asma, diabetes mellitus, berbagai penyakit radang usus, penyumbatan kronis pembuluh darah di jantung, parkinson, hingga AIDS serta kanker.
Selain itu, makan hingga kenyang juga berpotensi menyebabkan melonjaknya kadar gula darah.
Ketika kadar gula darah melambung tinggi otomatis tubuh akan segera memproduksi hormon insulin besar-besaran untuk menurunkan kadar gula darah.
Baca Juga: Waktu yang Tepat Memberikan Vitamin C Pada Anak Selama Puasa
"Kebisaan makan berlebihan yang berdampak pada melonjaknya kadar gula darah tersebut akan mendorong tubuh lebih pandai menyimpan lemak dari pada menggunakannya dampaknya bobot tubuh akan membengkak," papar Pramono lagi.
Tubuh akan mempunyai komposisi lemak yang banyak dibanding protein.
Keadaan tersebut akan menyebabkan tubuh kesulitan memperoleh alat transportasi untuk membawa molekul glukosa ke dalam sel yaitu Glukosa transporter-4 (GLUT-4).
Akibatnya kondisi itu dapat menyebabkan kencing manis atau penyakit diabetes.
Makan berlebihan secara sunah jelas menyalahi dimana proporsi sepertiga makanan, sepertiga air dan sepertiga udara menjadi tidak terpenuhi.
Hal tersebut mengakibatkan saluran pencernaan menjadi kerja keras sehingga tubuh jadi lemas dan malas.
Selain itu kenikan gula darah yang melonjak yang mengakibatkan produksi insulin melimpah ruah memicu asam amino masuk kedalam otak kita dan akibatnya kita menjadi mengantuk.
Jadi jangan heran jika kita kenyang maka kawannya adalah mengantuk.
Melihat penjelasan tersebut, Pramono mengatakan dengan berhenti makan sebelum kenyang setidaknya kita bisa meminimlisir berbagai risiko tersebut.(*)
Baca Juga: Bikin Kehausan Sepanjang Hari, 5 Makanan Ini Jangan Dimakan Saat Sahur
Source | : | Pelayananpublik.id,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar