Ryan berujar bahwa virus SARS-CoV-2 yang sudah memiliki banyak varain ini tetap mampu menyebabkan wabah besar.
"Jangan percaya endemik sama saja sudah selesai, ringan atau tidak masalah. Itu sama sekali tidak," ucapnya.
Ryan menyebut contoh tuberkulosis dan malaria sebagai penyakit endemik yang masih membunuh jutaan orang per tahun.
Sementara pekan lalu tercatat jumlah kematian Covid-19 terendah sejak pandemi pada awal 2020.
Namun, dengan lebih dari 20.000 kematian dilaporkan.
"Ini masih terlalu banyak, kita seharusnya bahagia tapi kita tidak boleh puas," kata Ryan.
Ia menjelaskan, begitu penyakit epidemik menetap menjadi pola endemik, seringkali bisa menjadi penyakit anak-anak, seperti campak dan difteri, karena saat anak baru lahir, mereka rentan.
Baca Juga: Jangan Vaksinasi Covid-19 Saat Mudik, Kemenkes Peringatkan Bahayanya Ini
Ryan juga mengatakan jika tingkat vaksinasi turun, seperti yang terjadi pada campak, epidemi bisa pecah lagi.
Sementara Pemimpin Teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove mengatakan virus corona itu terus beredar pada tingkat tinggi, menyebabkan kematian dan kehancuran dalam jumlah besar.
"Kita masih berada di tengah pandemi ini. Kita semua berharap tidak demikian. Tapi kami tidak dalam tahap endemik," katanya.
Melihat penjelasan WHO tersebut, tentu masyarakat masih wajib mewaspadai penularan Covid-19 dan berbagai varian lainnya.
Source | : | Who.int,Aljazeera.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar