GridHEALTH.id - Salah satu isu yang saat ini santer adalah vaksinkanker akan menjadi vaksin yang wajib didapatkan masyarakat di Indonesia.
Nah, mengenai hal tersebut, vaksin yang dimaksud adalah vaksin HPV.
Untuk diketahui, kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual yaitu human papillomavirus (HPV).
Vaksin kanker serviks merupakan salah satu upaya untuk mencegah penularan virus tersebut.
Infeksi HPV pada wanita bisa menyebabkan pertumbuhan sel pada serviks yang abnormal. Pada sebagian wanita, gangguan tersebut kemudian dapat berkembang menjadi kanker serviks.
Tidak hanya wanita, pria pun dapat memperoleh manfaat dari vaksin HPV.
Bagi kaum pria, virus HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker anus serta kanker tenggorokan, selain dari kanker serviks.
Golongan pria yang direkomendasikan untuk memperoleh vaksin HPV yaitu pria yang berhubungan intim dengan sesama pria, ataupun yang memiliki gangguan imunitas dan berusia 26 tahun atau lebih muda.
Dosis Pemberian Vaksin
Baca Juga: Menkes Budi Akan Memasukan Vaksin Kanker Sebagai Vaksin Wajib Didapatan Masyarakat
Bagi wanita, pemberian vaksin kanker serviks direkomendasikan sebanyak tiga dosis dalam tiga kali pemakaian.
Vaksin pertama diberikan pada masa remaja yaitu 11-12 tahun, kemudian vaksin kedua diberikan satu atau dua bulan setelah vaksin pertama. Lalu, vaksin ketiga diberikan 6 bulan setelah vaksin pertama.
Ketiga dosis vaksin tersebut diyakini sebagai perlindungan jangka panjang dari infeksi HPV.
Jika saat remaja dosis vaksin belum lengkap, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melengkapi dosis vaksin.
Prihal dosis vaksin HPV, dikutip dari Gizmodo, Kamis (14/4/2022), vaksin HPV pada awalnya disetujui diberikan sebanyak 3 dosis untuk semua orang yang memenuhi syarat.
Tetapi bukti telah menunjukkan bahwa dua dosis telah memberikan perlindungan seperti tiga dosis jika diberikan sebelum usia 15 tahun. Metode ini sekarang direkomendasikan di Amerika.
Sementara itu beberapa penelitin juga telah menyarankan bahwa satu dosis cukup untuk memberikan perlindungan dari virus penyebab kanker serviks. Dan penelitian pun dilakukan untuk menguji teori tersebut.
Studi yang dilakukan di Kenya, Afrika ini kemudian melibatkan 2.275 perempuan yang aktif secara seksual antara usia 15 hingga 20 tahu yang diacak menjad tiga kelompok.
Hasil studi menunjukkan bahwa pemberikan vaksin satu dosis diperkirakan 97,5 persen efektif dalam mencegah HPV tipe 16 dan 18. Efek perlindungan ini masih terlihat hingga 18 bulan kemudian saat penelitian berakhir. Vaksin juga aman, tanpa efek samping serius.
Baca Juga: Heboh Remaja Lumpuh Usai Divaksin Nusantara Bisa Jalan Kembali
"Vaksin HPV dosis tunggal dapat memfasilitasi peningkatan percepatan vaksinasi di seluruh dunia untuk memenuhi tujuan eliminasi kanker serviks,” tulis para penulis dalam studi mereka.
Kelompok Ahli Penasihat Strategis Organisasi Kesehatan Dunia tentang Imunisasi juga mengumumkan kesimpulan mereka tentang tinjauan data untuk strategi satu dosis.
Menurut mereka negara-negara dapat mengadopsi pemberian vaksin satu atau dua dosis untuk anak perempuan berusia 9-14 (target utama WHO untuk vaksinasi), dan satu atau dua dosis untuk perempuan muda berusia 15 hingga 20 tahun.
Sementara untuk perempuan berusia lebih dari 21 masih disarankan untuk mendapatkan setidaknya dua dosis, dengan pemberian vaksin berselang selam enam bulan.
“Saya sangat yakin bahwa eliminasi kanker serviks adalah mungkin," ungkap Princess Nothemba (Nono) Simelela, Asisten Direktur Jenderal Keluarga, Perempuan, Anak dan Remaja di WHO, dalam sebuah pernyataan.
"Pada 2020, Inisiatif Eliminasi Kanker Serviks diluncurkan untuk mengatasi beberapa tantangan termasuk ketidakadilan dalam akses vaksin. Dan rekomendasi dosis tunggal ini berpotensi membawa kami lebih cepat ke tujuan kami untuk membuat 90 persen anak perempuan divaksinasi pada usia 15 tahun pada tahun 2030,” tambahnya.
Studi kemanjuran satu dosis vaksin HPV dalam melindungi dari virus penyebab kanker serviks ini telah dipublikasikan di jurnal NEJM Evidence.
Jenis Vaksin HPV dan Efek Sampingnya
Berikut ini beberapa jenis vaksin HPV yang bisa kita dapatkan, yaitu:
Baca Juga: Healthy Move, Kebanyakan Olahraga Malah Bikin Badan Jadi Gemuk
* Jenis pertama yaitu Cervarix
Umumnya digunakan untuk mencegah kanker serviks dan pra Vaksin jenis ini akan mencegah infeksi HPV-16 dan HPV-18 yang secara umum sebagai penyebab kanker. Vaksin HPV ini ditujukan hanya untuk wanita.
* Jenis kedua yaitu Gardasil
Digunakan untuk mencegah kanker dan pra kanker serviks, vulva, vagina dan anus. Selain mencegah infeksi yang disebabkan HPV-16, HPV-18, juga menangkal infeksi HPV-6 dan HPV-11 sebagai penyebab kutil kelamin. Untuk laki-laki, penggunaan vaksin ini dapat dilakukan pada usia 9-26 tahun.
* Jenis terakhir yaitu Gardasil 9
Cakupan pencegahan infeksi HPV dari vaksin ini lebih luas dari Gardasil sebelumnya, yaitu termasuk HPV-31, HPV-33, HPV-45, HPV-52, dan HPV-58 yang terkait erat sebagai penyebab kanker serviks. Untuk laki-laki, Gardasil 9 dapat digunakan untuk usia 9-15 tahun.
Efek Samping
Efek samping vaksinasi HPV umumnya terjadi sementara dan tergolong ringan. Beberapa efek yang sering dikeluhkan seperti bengkak, nyeri dan kemerahan di sekitar lokasi suntikan serta sakit kepala.
Selain itu efek samping yang tidak terlalu sering ditemukan yaitu berupa demam, mual dan rasa sakit di sekitar lengan, tangan atau kaki hingga munculnya ruam merah yang gatal. Kemudian, ada pula efek sangat jarang terjadi yaitu terhambatnya saluran pernapasan dan kesulitan bernapas.
Meski terbilang sangat jarang terjadi, vaksin HPV juga kemungkinan dapat memicu reaksi alergi yang parah atau dikenal dengan alergi anafilaksis yang mengancam keselamatan jiwa.
Baca Juga: 5 Makanan Enak yang Ternyata Bisa Merusak Kesehatan Hati, Yuk Hindari!
Konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk memperoleh vaksin kanker serviks. Minta informasi lengkap guna membuat pertimbangan yang tepat mengenai manfaat yang dapat diperoleh dan risiko efek samping yang ada.(*)
Source | : | Kompas.com-vaksinkanker,RSIAPuriBunda-vaksinkanker |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar