GridHEALTH.id – Kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko berbagai macam masalah kesehatan serius.
Dilansir dari Cleveland Clinic, beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh kolesterol tinggi yakni penyakit jantung koroner, stroke, diabetes tipe 2, hingga tekanan darah tinggi.
Kadar kolesterol dikatakan tinggi jika ditemukan terlalu banyak zat lemak atau kolesterol dalam aliran darah.
Salah satu pemicu kolesterol tinggi adalah kebiasaan makan yang terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan bersantan.
Nah, ini menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh sejumlah orang setelah Hari Raya Idul Fitri.
Makanan Kaya Lemak Saat Lebaran
Saat lebaran, masyarakat Indonesia biasa menyajikan makanan-makanan bersantan dan berlemak.
Misalnya opor ayam, rendang, sayur pepaya atau labu dengan kuah santan, hingga kue kering yang tersaji di ruang tamu.
Bersemangat merayakan hari kemenangan, seseorang terkadang mengonsumsi makanan-makanan tersebut secara berlebihan.
Baca Juga: Kadar Kolesterol Tinggi Bisa Dikendalikan dengan Gaya Hidup Sehat
Tidak ada salahnya memang mengonsumsi makanan lebaran, tapi jika berlebihan, tidak menutup kemungkinan menyebabkan kadar kolesterol di tubuh naik.
Kadar kolesterol yang tinggi tidak hanya meningkatkan risiko penyakit serius, tapi juga bisa membuat tubuh terasa tidak nyaman.
Salah satu gejala yang sering dialami ketika kadar kolesterol tinggi adalah nyeri di bagian belakang kepala dan ini tentu saja menganggu.
Untungnya terdapat buah yang bisa dimakan untuk menangkal kolesterol tinggi setelah makan menu lebaran, di antaranya yaitu lemon dan tomat.
Lemon Sebagai Penangkal Kolesterol Tinggi
Dilansir dari SFGATE, lemon merupakan sumber nutrisi yang baik. Sehingga tak jarang digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi batu ginjal, masalah pencernaan, dan kolesterol tinggi.
Air perasan lemon dipercaya dapat menurunkan kadar kolesterol yang tinggi dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Manfaat tersebut didapatkan dari tingginya kandungan flavonoid dan vitamin C dalam perasan lemon.
Sebuah studi di jurnal Nutrients menemukan, vitamin C yang tinggi dalam aliran darah dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol tinggi. Risiko gangguan kognitif pun juga lebih rendah.
Perasan lemon bekerja secara efektif dalam menurunkan kolesterol tinggi, jika digabung dengan bawang putih atau madu. Ini telah dibuktikan dalam sebuah studi yang dilakukan pada 2016 lalu.
Baca Juga: Di Balik Kelezatannya, Ini 6 Bahaya Konsumsi Makanan Bersantan Selain Kolesterol Naik
Di mana seorang pasien hiperlipidemia yang menerima 1 sendok makan perasan lemon dan 20 gram bawang putih setiap hari, mengalami penurunan kolesterol jahat (LDL) dan tekanan darah yang lebih besar, dibanding yang hanya makan bawang putih atau perasan lemon saja.
Selain vitamin C, air lemon juga mengandung limonene, potasium, dan antioksidan yang mampu menurunkan risiko penyakit jantung.
Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa minum perasan lemon dan madu selama empat hari bisa mengurangi berat badan, indeks massa tubuh, massa lemak, dan trigliserida.
Manfaat Tomat Untuk Kolesterol Tinggi
Penelitian di dalam British Journal of Nutrition, melihat secara khusus efek konsumsi tomat pada kolestrol darah dan oksidasi LDL.
Hasil penelitian itu menunjukkan, partisipan yang rutin mengonsumsi tomat selama 3 minggu, total kolesterolnya turun sebanyak 5,9 persen dan LDL berkurang sekitar 12,9 persen.
Meskipun masih dibutuhkan lebih banyak penelitian mengenai manfaat tomat sebagai penangkal kolesterol tinggi, tapi tidak ada salahnya untuk rutin mengonsumsi tomat.
Tomat mengandung vitamin A, vitamin C, asam folat, antioksidan, pitosterol, dan serat yang baik untuk kesehatan secara keseluruhan.
Agar kadar kolesterol turun, tomat bisa dimakan secara langsung dalam kondisi mentah, disajikan bersama dengan salad, ataupun dibuat jus.
Itulah manfaat dan cara mengolah lemon serta tomat untuk menangkal kolesterol tinggi setelah banyak mengonsumsi makanan bersantan saat lebaran.(*)
Baca Juga: 5 Minuman Enak Bergizi yang Bisa Menjadi Obat Kolesterol Alami
Source | : | Cleveland Clinic,SFGATE,British Journal of Nutrition |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar