GridHEALTH.id - Setiap umat muslim yang beriman kepada Allah SWT, tentu berharap selalu bisa menjalankan ibdah di bulan Ramadan tanpa kecuali.
Terlebih di 10 hari terakhir Ramadan dimana ada momen yang paling dinanti sepanjang tahun, yaitu Lailatul Qodar.
Untuk mendapatkannya kita harus berserah diri kepada Allah SWT dan menjalankan semua perintahnya yang wajib dan yang sunah sesuai ajaran Rosulullah Nabi Muhammad SAW.
Juga melakukan Itikaf selama 10 hari terakhir Ramadan di masjid, seperti yang dicontohkan Rosulullah Nabi Muahammad SAW.
Karenanya mereka yang sedang sakit apalagi yang baru sembuh, tentu tidak ingin melewatkan kesempatan emas di 10 hari terakhir Ramadan ini.
Termasuk mereka yang baru melakukan operasi jantung.
Bolehkah, pasien yang baru melakukan operasi jantung ikut puasa Ramasan di 10 terakhir Ramadan ini?
Jawabannya boleh, tapi harus memenuhi dan lolos petrsyaratan berikut ini.
Namun sebelumnya kita harus tahu terlebih dahulu, jika baru melakukan operasi jantung atau jenis pembedahan serius apa pun, puasa tidak selalu memungkinkan dilakukan.
Baca Juga: Healthy Move, 10 Cara Agar Kita Termotivasi Rajin Berolahraga
Sebelum memutuskan menjalan puasa, baiknya pasien konsultasi dengan dokter.
Satu hal yang perlu diingat, pasien pasca operasi jantung atau baru mengalami serangan jantung, harus menghindari puasa atau melakukan diet ketat selama setidaknya 6 minggu.
Terlebih bagi pasien yang mengonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan), atau obat apa pun untuk detak jantung yang tidak teratur, kecuali dokter telah memberikan tanda-aman.
Selain itu, menurut artikeldi laman Rumah Sakit Mount Elizabeth yang di review oleh Dr Leslie Tay, dokter ahli jantung, alasan lainnya yang terkait jantung untuk menghindari puasa jika pasien:
* Nyeri dada berulang
* Gagal jantung yang membuat Anda lelah atau sesak napas
* Katup aorta menyempit atau meradang (stenosis)
Di bawah pengawasan medis yang terus-menerus.
Saat Puasa yang Harus Diperhatikan
Baca Juga: Psikolog Sebut Amber Heard Alami Borderline Personality Disorder, Apa Itu?
Jika tidak ada keluhan, sudah memenuhi syarat biasa puasa dan diizinkan dokter, pasien pasca operasi jantung boleh melakukan puasa Ramadan.
Tapi ingat, jika menjalani pengobatan jantung dan ingin menghindari minum tablet di antara saat fajar dan matahari terbenam, dokter mungkin dapat memberi versi obat dengan efek yang lebih tahan lama selama Ramadan.
Karenanya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mencari tahu apakah ini memungkinkan.
Ingatlah bahwa jika tidak ada alternatif lain, mungkin tidak dapat menghindari untuk minum obat selama jam-jam puasa.
Bagi pasien yang dipasang ring jantung, mungkin akan menjalankan terapi antiplatelet ganda untuk mencegah pembekuan darah (yang berarti Anda akan minum 2 jenis obat, clopidogrel dan aspirin).
Pasien harus dapat menyesuaikannya dengan jadwal puasa dengan minum clopidogrel sebelum sahur atau setelah berbuka puasa, dan aspirin setelah berbuka puasa.
Penting, selalu berbicara dengan dokter sebelum memulai puasa sehingga dapat mengetahui pilihan terbaik.
Yang Terjadi Jika Pasca Operasi Jantung Puasa Ramadan
Penelitian menunjukkan efek puasa pada pasien dengan penyakit jantung yang stabil sebenarnya adalah minimal (dalam satu studi, 91,2% dari 465 pasien tidak mengalami efek buruk).
Baca Juga: Dapat Booster Pfizer atau AstraZeneca? Ini Kabar Baik Bagi Penerima Vaksin Sinovac
Jadi, jika 6 minggu telah berlalu, pasien kembali ke aktivitas rutin harian dan tidak mengalami gejala yang merugikan (misalnya sesak napas, nyeri dada), efek pada tubuh kemungkinan tidak akan berbeda dengan apa yang akan terjadi jika berpuasa seperti biasa.
Bahkan, suasana Ramadan yang mengurangi stres mungkin berdampak positif pada perasaan pasca-operasi.
Paling penting adalah memastikan dokter telah membolehkan untuk puasa dan itu tidak akan membahayakan kesehatan Anda.
Jangan lupa, saat buka puasa dan sahur, hindari makanan berlemak dan asin, dan cobalah untuk tidak minum minuman dalam jumlah besar secara berurutan dengan cepat, karena ini dapat menyebabkan sesak napas.
Cara makan ada tekniknya, makan sedikit dan sering, mengganti 2 kali makan besar dengan 4 porsi kecil.
Supaya tidak pusing saat puasa, harus mencoba menghindari ini dengan minum banyak air saat berbuka puasa.
Ingat, jika merasa pusing atau tidak sehat, dan hal ini tidak reda setelah 20 menit, beri tahu dokter.
Cari bantuan medis dengan segera jika merasa demam, sesak napas, atau pingsan.(*)
Baca Juga: Sakit Perut Muncul Saat Menjalani Puasa, Ini yang Harus Dilakukan
Source | : | Mountelizabeth-puasa |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar