GridHEALTH.id - Darah tinggi atau hipertensi adalah masalah kesehatan yang paling umum ditemukan di Indonesia.
Paling penting diketahui jika penyakit darah tinggi bisa menjadi pemicu utama penyakit lain, semisal stroke, ginjal, dan jantung.
Tapi sedihnya menurut ahli di WebMD darah tinggi masih dianggap remeh oleh penderitanya.
Memang awalnya, darah tinggi tidak akan memberikan gejala terhadap tubuh penderitanya, namun secara perlahan, efeknya akan dirasakan oleh mereka.
Bayangkan saja, jantung yang dipompa dengan tekanan darah yang tinggi, akan menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku, menyebabkan masalah di kemudian hari.
Karenanya mengendalikan tekanan darah tinggi adalah syarat mutlak bagi penyintas darah tinggi hidup nyaman dan sehat.
Untuk mengendalikan tekanan darah tinggi, diawal stadium darah tinggi, bisa dilakukan hanya dengan manajemen pola dan gaya hidup.
Tapi jika sudah tidak bisa diturunkan dengan hal tersebut, penyintas harus minum obat sepanjang hidupnya dan terus melakukan gaya dan pola hidup sehat.
Kini ada kabar gembira bagi penyintas darah tinggi, melansir Fin.co.id (27/4/2022), para ahli di negara masju sedang melakukan uji vaksin eksperimental untuk darah tinggi.
Baca Juga: Hailey Bieber Sebut Pil KB Jadi Pemicu Stroke Ringan, Apa Hubungannya?
Ya, vaksin darah tinggi ini dirancang untuk membantu mengobati -- bukan mencegah -- tekanan darah tinggi (hipertensi).
Dalam studi pendahuluan, melansir WebMS (7/3/2008), vaksin darah tinggi menurunkan tekanan darah pagi hari pada pasien dengan hipertensi ringan hingga sedang.
Vaksin memacu tubuh untuk membuat antibodi yang menargetkan protein yang disebut angiotensin II, yang membantu menyempitkan pembuluh darah.
Dengan mengesampingkan angiotensin II, pembuluh darah tetap lebih rileks, menjaga tekanan darah tetap rendah.
Ada obat yang bekerja pada angiotensin II.
Penelitian Vaksin Darah Tinggi
Dalam penelitian klinis vaksin darah tinggi yang melibatkan 72 orang dewasa dengan hipertensi ringan hingga sedang.
Selama tiga bulan, mereka mendapat tiga suntikan vaksin dosis tinggi, tiga suntikan vaksin dosis rendah, atau tiga suntikan plasebo.
Para pasien mendapat suntikan pertama mereka ketika penelitian dimulai, dosis kedua sebulan kemudian, dan dosis ketiga tiga bulan setelah penelitian dimulai.
Baca Juga: Healthy Move, Rasakan 5 Manfaat Ini Jika Rutin Jalan Kaki Setelah Sahur
Mereka juga mendapatkan tekanan darah mereka dipantau sepanjang waktu pada awal penelitian dan lagi dua minggu setelah suntikan terakhir mereka.
Tidak ada efek samping serius yang terkait dengan vaksin. Efek samping umumnya ringan dan termasuk reaksi di tempat suntikan dan gejala seperti flu.
Penelitian ini tidak dirancang untuk menguji efektivitas vaksin. Tetapi hasilnya menunjukkan penurunan tekanan darah di pagi hari dengan dosis vaksin yang lebih tinggi.
Penelitian yang lebih lama dan lebih besar diperlukan untuk menguji vaksin lebih lanjut.
Jika vaksin berhasil dalam tes tersebut, pasien akan membutuhkan "beberapa suntikan per tahun," tulis para peneliti, termasuk Alain Tissot, PhD, dari Cytos Biotechnology AG, perusahaan Swiss yang membuat vaksin dan mendanai penelitian tersebut.
Sebuah editorial yang diterbitkan dengan penelitian di The Lancet memperingatkan bahwa penelitian ini "kecil dan eksplorasi" dan bahwa tes keamanan dan efektivitas lebih lanjut diperlukan.
"Namun demikian, hasil bioterapi baru untuk hipertensi ini menarik dan menjanjikan, dan vaksinasi untuk hipertensi mungkin menjadi sangat berguna pada banyak pasien," tulis editor, termasuk Ola Samuelsson, MD, dari Sahlgrenska University Hospital di Goteborg, Swedia.
Sementara itu menurut media Inggris, penelitian vaksin darah tinggi lainnya dikerjakan oleh para peneliti Alnylam Pharmaceuticals.
Di harapkan nanti vaksin darah tinggi ini dapat digunakan sebagai pengganti obat harian.
Baca Juga: Selain Sinovac, Ini Pilihan Vaksin Halal Rekomendasi dari MUI
Cukup dua tahun sekali menerima vaksinasi, mereka yang darah tinggi, dapat terbebas dari rutinitas minum obat, yang terkadang kerap dilupakan.
Vaksin darah tinggi ini kini tengah diujicobakan para ahli dari Queen Mary University di London.
630 orang dilaporkan terlibat dalam proses ujicoba. Mereka-mereka ini akan menerima dosis baru setiap enam bulan sekali.
Vaksin darah tinggi bernama Zilebesiran ini bekerja dengan cara menargetkan hormon penting tertentu pada liver manusia.
Menurut Dr. Manish Saxena, pengobatan darah tinggi menggunakan vaksin ini pendekatan ini merupakan yang pertama dilakukan dunia medis.
"Tujuan dari ujicoba ini adalah untuk mengetahui tingkat keamanan dan keefektifitasannya dalam mengobati darah tinggi," kata Dr. Saxenda seperti dikutip FIN dari The Sun.
Proyek yang merupakan kerjasama perusahaan AS dengan peneliti Inggris ini, diharapkan mampu merubah pengobatan dunia medis modern.
Studi yang didukung oleh National Institute for Health and Care Research ini, direncakanan berjalan untuk tiga tahun ke depan.
Catatan Penting PubMed.gov
Baca Juga: Mudik Aman, Hindari Microsleep Selama Perjalanan dengan 3 Cara Ini
Terlepas dari daya tarik strategi vaksinasi untuk pengobatan tekanan darah tinggi, dan penelitian selama beberapa dekade, upaya untuk menerjemahkan strategi ini ke manajemen hipertensi tidak berhasil.
Imunisasi terhadap komponen sistem renin angiotensin menawarkan prospek peningkatan kontrol hipertensi jangka panjang karena kemanjuran tidak memerlukan kepatuhan harian dengan pengobatan oral.
Selain itu, strategi tersebut dapat memberikan manfaat terapeutik di luar kendali tekanan darah, seperti peningkatan pencegahan dan pengobatan gagal jantung, dan penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, dan ginjal.
Namun, terlepas dari keuntungan potensial ini, ada sejumlah kekhawatiran tentang keamanan dan kemanjuran pendekatan ini.
Imunisasi Renin menunjukkan penurunan tekanan darah yang efektif pada model hewan hipertensi tetapi disertai dengan penyakit autoimun ginjal.
Selain itu, ada argumen teoritis bahwa imunisasi angiotensin mungkin memiliki efektivitas yang terbatas dan studi klinis mengkonfirmasi keterbatasan ini.
Vaksinasi terhadap reseptor angiotensin II tipe 1 adalah pendekatan lain yang mungkin tetapi belum menjalani evaluasi klinis.
Dengan demikian, peran vaksinasi terhadap komponen sistem renin angiotensin dalam manajemen hipertensi masih harus ditetapkan.(*)
Baca Juga: Breast Pump, Membantu Ibu Menyusui yang Berpuasa Bisa Tetap Memberikan ASI
Source | : | WebMD-VaksinDarahTinggi,PUBMedGov-VaksinDarahTinggi,Fin-DarahTinggi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar