* Tumor otak.
Mengenai hal ini, melansir KompasTV (4/10/2021), dr. Felix Adrian, Sp.N. Seorang dokter spesialis neurologi, mengatakan bahwa per tahun 2013 definisi dari stroke adalah suatu kelainan pada otak medula spinalis pada retina yang disebabkan oleh kelainan faskular, kelainan pembuluh darah yang bertahan lebih dari 24 jam.
Adapun untuk stroke, kita harus tahu ada dua jenis stroke, yaitu stroke perdarahan dan stroke sumbatan.
* Faktor resikonya, bisa dimodifikasi ada 4, yaitu:
- Usia
Usia diatas 55 tahun, pada penelitian resiko mengalami stroke menjadi lebih tinggi.
- Gender
Laki-laki dikatakan memiliki resiko lebih tinggi mengalami stroke dibandingkan dengan perempuan.
- Genetik (faktor keturunan dari orangtua)
- Ras atau etnis tertentu
* Faktor resiko tidak dapat dimodifikasi. Ini banyak sekali. Tapi yang paling sering adalah hipertensi.
Selain stroke dengan faktor resiko hipertensi, kerap ditemui juga faktor resiko kolesterol tinggi, penyakit jantung, kadar asam urat tinggi, termasuk life style, merokok dan pola makan yang tidak sehat.
Life style sangat berpengaruh terhadap faktor resiko terjadinya stroke.
Pada pasien stroke semua kejadian tersebut terjadi secara mendadak, misal:
* Pada stroke perdarahan tiba-tiba pasien mengalami sakit kepala hebat, muntah nyemprot (tidak didahului oleh mual, dan tiba-tiba muntah).
Dokter Felix menyampaikan bahwa sebelum mengalami muntah nyemprot, seseorang tersebut mengalami penurunan kesadaran.
* Apabila pasien masih sadar dengan baik, biasanya bibir mengalami kemiringan atau ketika berbicara suara menjadi pelo.
Karenanya menurut dr. Felix mengatakan bahwa hal tersebut menjadi karakteristik apabila terkena stroke.(*)
Source | : | KompasTV |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar