GridHEALTH.id - Hapatitis kini sedang ramai dibicarakan dan menjadi sorotan masyarakat dunia, terlebih di Indonesia yang sudah mendapati kasus kematian 3 orang anak di RSCM Jakarta.
Tahu kah, jika penyakit hati pun bisa menimbulkan risiko pendarahan otak pada pandieritanya.
Jika sudah sampai pada pendarahan otak, maka ujungnya sudah bisa ditebak.
Stroke besar kemungkinan akan dialami pasien tersebut.
Untuk diketahui, pendarahan otak merupakan kondisi medis yang dikenal sebagai pendarahan intrakranial.
Darah yang bocor dari pendarahan dapat menyebabkan kompresi.
Sehingga darah yang kaya akan oksigen tidak dapat mengalir ke jaringan otak.
Kurangnya oksigen pada otak dapat menyebabkan pembengkakan atau Endema serebral, yang jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
Hal inilah yang sepertinya dialami oleh komedian Tukul Arwana karena darah tingginya yang tidak terkontrol.
Baca Juga: 3 Perbedaan Mencolok Hepatitis Akut Misterius Dengan Hepatitis Biasa
Penyebab Pendarahan Otak
Pendarahan otak bisa terjadi pada siapa saja. Bisa pada anak, remaja, dewasa,m orangtua, dan tentunya lansia paling berisiko.
Seseorang tidak akan serta merta mengalami pendarahan otak tanpa penyebab.
Nah, pendarahan otak bisa diakibatkan oleh beberapa sebab, diantaranya:
* Trauma atau cedera kepala
* Aneurisma serebral atau tonjolan diarteri otak
* Tekanan darah tinggi
* Kelainan pembuluh darah
* Penyakit hati
Baca Juga: Anak Rentan Alami Penyakit Infeksi, Ini 5 Gejala Umum yang Wajib Diperhatikan
* Tumor otak.
Mengenai hal ini, melansir KompasTV (4/10/2021), dr. Felix Adrian, Sp.N. Seorang dokter spesialis neurologi, mengatakan bahwa per tahun 2013 definisi dari stroke adalah suatu kelainan pada otak medula spinalis pada retina yang disebabkan oleh kelainan faskular, kelainan pembuluh darah yang bertahan lebih dari 24 jam.
Adapun untuk stroke, kita harus tahu ada dua jenis stroke, yaitu stroke perdarahan dan stroke sumbatan.
* Faktor resikonya, bisa dimodifikasi ada 4, yaitu:
- Usia
Usia diatas 55 tahun, pada penelitian resiko mengalami stroke menjadi lebih tinggi.
- Gender
Laki-laki dikatakan memiliki resiko lebih tinggi mengalami stroke dibandingkan dengan perempuan.
- Genetik (faktor keturunan dari orangtua)
- Ras atau etnis tertentu
* Faktor resiko tidak dapat dimodifikasi. Ini banyak sekali. Tapi yang paling sering adalah hipertensi.
Selain stroke dengan faktor resiko hipertensi, kerap ditemui juga faktor resiko kolesterol tinggi, penyakit jantung, kadar asam urat tinggi, termasuk life style, merokok dan pola makan yang tidak sehat.
Life style sangat berpengaruh terhadap faktor resiko terjadinya stroke.
Pada pasien stroke semua kejadian tersebut terjadi secara mendadak, misal:
* Pada stroke perdarahan tiba-tiba pasien mengalami sakit kepala hebat, muntah nyemprot (tidak didahului oleh mual, dan tiba-tiba muntah).
Dokter Felix menyampaikan bahwa sebelum mengalami muntah nyemprot, seseorang tersebut mengalami penurunan kesadaran.
* Apabila pasien masih sadar dengan baik, biasanya bibir mengalami kemiringan atau ketika berbicara suara menjadi pelo.
Karenanya menurut dr. Felix mengatakan bahwa hal tersebut menjadi karakteristik apabila terkena stroke.(*)
Source | : | KompasTV |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar