GridHEALTH.id - Puluhan kasus yang diduga atau terkonfirmasi cacar monyet terdeteksi otoritas kesehatan di Eropa dan Amerika sejak awal Mei lalu.
Temuan penyakit infeksi virus monkeypox tersebut pun memicu kekhawatiran penyebaran penyakit endemik di beberapa bagian Afrika tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia (19/5/2022), Kanada adalah negara terbaru yang melaporkan sedang menyelidiki lebih dari selusin kasus yang diduga cacar monyet.
Sebelumnya, Spanyol dan Portugal mendeteksi lebih dari 40 kasus yang mungkin dan terverifikasi.
Inggris mengonfirmasi sembilan kasus sejak 6 Mei.
Kemudian Amerika Serikat memverifikasi yang pertama pada Rabu (18/05/2022), dengan mengatakan, seorang pria di Negara Bagian Massachusetts positif terkena virus monkeypox setelah mengunjungi Kanada.
Cacar monyet, yang sebagian besar terjadi di Afrika barat dan tengah, adalah infeksi virus yang mirip dengan cacar manusia, meskipun lebih ringan.
Ini pertama kali terdeteksi di Republik Demokratik Kongo pada 1970-an.
Penyakit yang sebagian besar orang pulih dalam beberapa minggu dan hanya berakibat fatal dalam kasus yang jarang terjadi, telah menginfeksi ribuan orang di beberapa bagian Afrika tengah dan barat dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Inggris Laporkan Kasus Cacar Monyet Langka, Waspadai 7 Gejala Ini
Tetapi, kasus cacar monyet jarang terjadi di Eropa dan Afrika Utara.
Penyakit ini sering diawali dengan gejala flu seperti demam, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening, sebelum menyebabkan ruam seperti cacar air di wajah dan tubuh.
Source | : | Channelnewsasia,GridHEALTH.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar