Kemudian, kasus lain dikonfirmasi mengalami ruam vesikular pada 30 April dan dinyatakan mengalami cacar monyet, pada Jumat (13/05/2022), dan dalam kondisi stabil.
Dua hari setelahnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima adanya empat kasus tambahan cacar monyet yang dikonfirmasi laboratorium.
Pasien cacar monyet yang berada di Inggris, diketahui terinfeksi virus monkeypox strain Afrika Barat.
Secara umum, cacar monyet terbagi dalam dua kategori yakni jenis Kongo yang berisiko menimbulkan infeksi parah dan Afrika Barat.
Kasus infeksi cacar monyet pun juga terdeteksi di Portugal dengan jumlah pasien 5 orang dan Spanyol saat ini tengah menguji dugaan 23 kasus.
Pemerintah Kanada di Montreal, sedang menginvestigasi 13 dugaan kasus cacar monyet, setelah seorang pria asal Massachusetts, AS, yang dikonfirmasi terinfeksi melakukan perjalanan ke negara tersebut.
Negara tetangga Indonesia, yakni Australia, juga baru saja melaporkan adanya dua kasus cacar monyet yang terdeteksi di negara bagian New South Wales dan Victoria.
Baca Juga: Virus Monkeypox Menyebar di Eropa dan Amerika, Begini Penularannya
Dilansir dari The Guardian, Jumat (20/05/2022), pasien cacar monyet asal New South Wales merupakan seorang pria berusia 40 tahun yang mengalami gejala ringan selama beberapa hari setelah kembali dari Eropa. Dia dan seluruh keluarga, diminta melakukan isolasi di rumah.
Sementara itu, kasus cacar monyet di Victoria dialami oleh pria berusia 30 tahun yang kembali dari Inggris.
Dia diketahui mengalami gejala ringan sebelum kembali ke Melbourne, pada Senin (16/05/2022), dan segera mencari pertolongan medis.
“Pengujian telah mengonfirmasi bahwa dia memiliki virus (monkeypox) dan menjalani isolasi di Alferd (rumah sakit) dengan gejala ringan,” kata departemen kesehatan Victoria.
Source | : | The Guardian,Fiercepharma |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar