GridHEALTH.id – Kasus virus monkeypox atau cacar monyet telah menyebar di berbagai negara di dunia.
Sebagai langkah antisipasi penularan yang semakin meluas, perusahaan pengembang vaksin Bavarian Nordic mengatakan, pada Kamis (18/05/2022), telah dihubungi oleh salah satu negara di Eropa untuk memasok vaksin Imvanex.
Tak kalah dengan salah satu negara di Eropa tersebut, otoritas kesehatan Amerika Serikat juga turut membeli vaksin untuk melawan cacar monyet.
Hanya saja, jenis vaksin yang dibeli oleh Amerika Serikat mempunyai merk berbeda yakni Jynneos.
Lantaran masih berkaitan erat dengan virus variola yang menyebabkan cacar, maka vaksin cacar juga dapat melindungi orang-orang dari monkeypox, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Dilansir dari Fierce Pharma, data menunjukkan bahwa vaksin cacar seperti Jynneos dari Bavarian Nordic, setidaknya 85% efektif mencegah virus monkeypox sebelum terpapar.
Para ahli percaya, pemberian vaksinasi pasca paparan juga bisa mencegah atau mengurangi gejala yang berat.
Tak hanya vaksin, pemerintah Amerika Serikat juga diketahui membeli antivirus standar untuk cacar monyet, tecovirimat.
Kasus cacar monyet di dunia
Baca Juga: Inggris Laporkan Kasus Cacar Monyet Langka, Waspadai 7 Gejala Ini
Kasus cacar monyet yang saat ini menyebar di berbagai negara, pertama kali terjadi di Inggris dan dikonfirmasi, pada Kamis (12/05/2022).
Orang pertama yang terkonfirmasi cacar monyet di Inggris, diketahui belum lama melakukan perjalanan ke Nigeria.
Kemudian, kasus lain dikonfirmasi mengalami ruam vesikular pada 30 April dan dinyatakan mengalami cacar monyet, pada Jumat (13/05/2022), dan dalam kondisi stabil.
Dua hari setelahnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima adanya empat kasus tambahan cacar monyet yang dikonfirmasi laboratorium.
Pasien cacar monyet yang berada di Inggris, diketahui terinfeksi virus monkeypox strain Afrika Barat.
Secara umum, cacar monyet terbagi dalam dua kategori yakni jenis Kongo yang berisiko menimbulkan infeksi parah dan Afrika Barat.
Kasus infeksi cacar monyet pun juga terdeteksi di Portugal dengan jumlah pasien 5 orang dan Spanyol saat ini tengah menguji dugaan 23 kasus.
Pemerintah Kanada di Montreal, sedang menginvestigasi 13 dugaan kasus cacar monyet, setelah seorang pria asal Massachusetts, AS, yang dikonfirmasi terinfeksi melakukan perjalanan ke negara tersebut.
Negara tetangga Indonesia, yakni Australia, juga baru saja melaporkan adanya dua kasus cacar monyet yang terdeteksi di negara bagian New South Wales dan Victoria.
Baca Juga: Virus Monkeypox Menyebar di Eropa dan Amerika, Begini Penularannya
Dilansir dari The Guardian, Jumat (20/05/2022), pasien cacar monyet asal New South Wales merupakan seorang pria berusia 40 tahun yang mengalami gejala ringan selama beberapa hari setelah kembali dari Eropa. Dia dan seluruh keluarga, diminta melakukan isolasi di rumah.
Sementara itu, kasus cacar monyet di Victoria dialami oleh pria berusia 30 tahun yang kembali dari Inggris.
Dia diketahui mengalami gejala ringan sebelum kembali ke Melbourne, pada Senin (16/05/2022), dan segera mencari pertolongan medis.
“Pengujian telah mengonfirmasi bahwa dia memiliki virus (monkeypox) dan menjalani isolasi di Alferd (rumah sakit) dengan gejala ringan,” kata departemen kesehatan Victoria.
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang menular dari hewan liar ke manusia. Gejala pertama cacar monyet biasanya muncul 5 hingga 21 hari setelah terpapar oleh virus monkeypox. Adapun gejalanya seperti berikut:
1. Demam tinggi
2. Meriang
3. Sakit kepala
4. Nyeri otot dan sakit punggung
5. Kelelahan
Ruam atau lesi yang identik dengan cacar monyet biasanya baru akan muncul 1 hingga 5 hari setelah gejala pertama dirasakan. Ini akan terlihat di wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh yang lain.(*)
Baca Juga: Mengenal Vaksin Smallpox Yang Bisa Mencegah Wabah Cacar Monyet
Source | : | The Guardian,Fiercepharma |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar